BERITABUANA.CO, WAINGAPU – Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTT secara nasional bertengger di posisi 35 dari 38 provinsi pada tahun 2024, untuk itu peningkatan kualitas pendidikan sangat penting.
Hal uni disampaikan Gubernur NTT, Melki Laka Lena saat menggelar pertemuan bersama para Koordinator Pengawas, Para Kepala Sekolah, perwakilan Guru dan para Ketua OSIS SMA/SMK/SLB se Pulau Sumba, Senin (6/10/2025).
“Berada di peringkat 35, menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terendah keempat se Indonesia,” ungkap Melki Laka Lena.
Untuk itu, dia mendorong agar para Guru dan tenaga kependidikan, harus secara serius memberikan layanan pendidikan, yang berkualitas bagi para peserta didik, termasuk mengenali potensi dan kemampuan dari masing-masing peserta didik.
“Saat ini kemampuan numerasi dan literasi di NTT, itu menurun. Namun ada juga beberapa sekolah di Sumba yang alami peningkatan, itu tentu kami apresiasi,” jelas Melki Laka Lena.
Menurut Melki Laka Lena, dulu untuk bisa tamat SD, harus sudah bisa baca tulis dan berhitung dengan baik. Karena metode pendidikan yang sangat disiplin dan tegas oleh para pendidik, tapi kenyataan sekarang agak berbeda.
“Bahkan sekarang, ada yang sudah masuk SMP, SMA juga Perguruan Tinggi yang baca tulisnya masih jatuh bangun. Kita tidak boleh biarkan situasi seperti ini berlangsung terus !!,” tegas Melki Laka Lena.
Ia juga mendorong agar berbagai strategi dan inovasi dalam bidang pendidikan harus dikembangkan dan diterapkan oleh para tenaga pendidik di setiap sekolah supaya ada perubahan nyata bagi kemajuan pendidikan di NTT.
“Saya minta pada Kepala Sekolah dan para Guru, tenaga pendidik untuk dikontrol baik-baik, penggunaan teknologi digital untuk menunjang pembelajaran Siswa,” jelasnya.
Dikatakan Melki Laka Lena, jangan sampai penggunaan teknologi itu kebablasan, seperti AI (Artificial Intelligence), Chat GPT yang justru malah buat para siswa malas berpikir, itu akan buat kemampuan literasi dan numerasi menurun. Penggunaan buku pelajaran harus tetap yang utama.
“Kita juga nanti desain bersama metode pendidikan, termasuk rancangan regulasi terkait jam belajar harian di rumah bagi para siswa, sehingga hal ini bisa jadi aktivitas positif untuk tingkatkan kemampuan akademik masing-masing anak didik kita,” tambahnya.
Dia juga mengingatkan agar para Guru dan tenaga pendidik dalam proses pendidikan harus memastikan betul kelayakan siswa/i untuk naik kelas setiap tahunnya.
“Jika memang tidak naik kelas, jangan dipaksakan untuk naik. Jika anak didik kita belum mampu, jangan dipaksakan. Itu sama saja kita menghasilkan peserta didik dengan kualitas yang tidak kompetitif,” ujar Melki Laka Lena. (*/iir)