LKSN Jakarta Selatan Gelar Seminar Penguatan Karakter dan Pencegahan Bullying di Sekolah

by
Kepala Suku Dinas Pendidikan Jaksel, Wilayah I & PLT Wilayah II, Drs. Sarwoko (kiri) dan Ketua Lembaga Komite Sekolah Nasional (LKSN) DPC Jaksel, Liya Kusdaliyah, SE. (kanan). (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Upaya mencegah perundungan (bullying) di sekolah terus digencarkan dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari sekolah, orangtua, hingga aparat penegak hukum. Lembaga Komite Sekolah Nasional (LKSN) DPC Jakarta Selatan bersama Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan menggelar seminar bertema Penguatan Karakter dan Pencegahan Bullying di Sekolah di Gedung Dinas Pendidikan Jakarta, Kamis kemarin (2/10/2025).

Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan, Wilayah I sekaligus Plt Wilayah II, Drs. Sarwoko, dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi lintas pihak untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif.

“Terima kasih kepada LKSN Jakarta Selatan karena peduli dengan peningkatan kualitas pendidikan. Semoga langkah ini bisa diikuti oleh wilayah lain,” kata Sarwoko.

Selain seminar, kegiatan dimeriahkan dengan penampilan seni tari Betawi Nyi Demplon oleh siswa SMP Muhammadiyah 9 Jakarta.

Anak sebagai Aset Bangsa

Ketua LKSN Jakarta Selatan Liya Kusdaliyah, SE menegaskan, anak adalah aset tak ternilai yang harus dilindungi dari segala bentuk kekerasan. Menurutnya, kolaborasi dengan Sudin Pendidikan menjadi langkah nyata dalam memperkuat pendidikan karakter dan mengedukasi dampak psikologis bullying, baik bagi korban maupun pelaku.

“Harapan kami, acara ini menambah wawasan guru dan komite sekolah untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan bebas dari bullying,” ujar Liya.

Seminar menghadirkan tiga narasumber, yakni Shara Zakia Nisa, S.Psi (PUSPEKA), Gloria Siagian, M.Psi, Psikolog (Direktur Jejak Kaki Psikolog), serta AKP Citra Ayu Civilia dari Polres Metro Jakarta Selatan.

Budaya Aman dan Nyaman

Psikolog Shara Zakia menekankan pentingnya membangun budaya sekolah yang aman, nyaman, dan gembira. “Budaya positif di sekolah menjadi kunci tumbuh kembang anak yang optimal,” katanya.

Sementara Gloria Siagian menyoroti dampak serius bullying terhadap anak. Ia menyebut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mencatat 3.800 kasus perundungan pada 2023, dengan mayoritas berupa bullying fisik (55,5%).

Pada 2024, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) juga melaporkan 573 kasus kekerasan di sekolah, madrasah, dan pesantren.

“Sekolah seharusnya menjadi benteng kasih, bukan tempat menindas. Lingkungan yang aman adalah hadiah terbaik bagi generasi penerus,” ujarnya.

Ancaman Cyberbullying

Dari aspek hukum, AKP Citra Ayu Civilia mengingatkan bahaya perundungan daring (cyberbullying). Ia menegaskan pentingnya literasi digital agar anak mampu memanfaatkan teknologi secara positif.

“Data UNICEF Indonesia (2021) menyebut satu dari tiga anak pernah mengalami perundungan online. Remaja perempuan paling rentan karena stereotip gender dan seksualisasi di media sosial,” katanya.

Seminar ini menutup rangkaian kegiatan kolaborasi LKSN dengan Sudin Pendidikan Jakarta Selatan, yang sebelumnya juga mengadakan sosialisasi peran komite sekolah, lomba kebersihan sekolah, hingga peringatan Hari Anak Nasional. (Ery)