Legislator: Tantangan Generasi Muda, Bonus Demografi dan Masa Depan Indonesia

by
Anggota Komisi IX DPR RI, Gamal Albinsaid. (foto : ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI, Gamal Albinsaid, menyoroti tantangan bagi generasi muda, khususnya Gen Z, dalam menghadapi dunia kerja di tengah bonus demografi di Indonesia.

Selain menjadi peluang positif bagi bangsa, bonus demografi juga berpotensi menimbulkan persoalan serius apabila ketersediaan lapangan kerja tidak mampu menyerap suplai tenaga kerja.

“Kalau suplai tenaga kerja lebih besar dari demand, akibatnya bisa memunculkan kesejahteraan yang minim, upah rendah, hingga meningkatnya angka pengangguran,” kata Gamal, dalam keterangan persnya, dikutip Jumat, (26/9/2025).

Selain itu, ia pun menyoroti adanya kesenjangan antara pertumbuhan ekonomi dengan penciptaan lapangan kerja yang perbandingannya cukup jauh, sehingga tidak mampu menciptakan lapangan kerja sesuai kebutuhan.

“Dulu, pertumbuhan ekonomi 1 persen bisa membuka 600 ribu lapangan kerja. Sekarang, pertumbuhan 1 persen hanya mampu menciptakan sekitar 200 ribu lapangan kerja. Artinya, tantangan kita semakin berat,” ungkapnya.

Terlebih dunia kerja saat ini menuntut tenaga kerja formal dengan keterampilan tinggi (high-skilled labor). Namun, Indonesia masih tertinggal dalam hal produktivitas dan keterampilan digital, sehingga kalah bersaing dengan negara lain.

“Kita butuh pelatihan yang relevan dengan kebutuhan bisnis digital, seperti kecakapan AI, coding, dan keterampilan teknologi lainnya,” tegasnya.

Terakhir, Gamal menekankan pentingnya fasilitas pelatihan yang nyaman dengan adanya pendampingan jangka panjang bagi peserta pelatihan. Menurutnya, anak-anak muda harus dibuat betah di balai pelatihan agar semangat mengikuti program.

“Jangan sampai pelatihan selesai tanpa ada tindak lanjut. Kita butuh sistem pendampingan agar kompetensi mereka benar-benar bisa terpakai di dunia kerja,” tandasnya. (jim)