Trump–Modi Bicara Soal Minyak Rusia dan Tarif: Tanda Mencairnya Hubungan India–AS?

by
Presiden AS, Donald Trump bersama PM India, Narendra Modi. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim telah melakukan percakapan “sangat baik” dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dan kontroversi pembelian minyak Rusia oleh New Delhi.

Trump menyebut panggilan telepon itu berlangsung pada Selasa (16/9/225) waktu setempat, bertepatan dengan dimulainya kembali perundingan dagang kedua negara. Selain menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Modi, Trump juga memuji kepemimpinan sang perdana menteri dan berterima kasih atas dukungan India dalam upaya mengakhiri perang Rusia–Ukraina.

“Dia melakukan pekerjaan yang luar biasa,” ujar Trump dalam unggahan di media sosial X. “Narendra: Terima kasih atas dukungan Anda dalam mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina!”

Perdagangan dan Tekanan Minyak Rusia

Percakapan itu terjadi di saat hubungan India–AS tengah diuji. Bulan lalu, Trump menggandakan tarif impor dari India menjadi 50 persen, langkah yang dimaksudkan sebagai tekanan atas sikap New Delhi yang tetap membeli energi dari Moskow.

Washington berpendapat pembelian minyak Rusia oleh India dan China justru melemahkan efektivitas sanksi global terhadap Presiden Vladimir Putin. Namun, pejabat India bersikeras transaksi itu murni soal ekonomi dan menegaskan akan terus membeli energi selama harga masih menguntungkan.

Reaksi Pasar dan Analisis

Pasar saham India menguat pada Rabu, sementara nilai rupee juga menguat terhadap dolar AS, mencerminkan optimisme atas peluang membaiknya hubungan kedua negara.

“Ini adalah pendekatan ‘carrot and stick’ khas Trump,” kata Amitendu Palit, peneliti senior bidang perdagangan di Institute of South Asian Studies. “Pejabat AS tetap kritis terhadap India, tapi jalur diplomasi masih dijaga.”

Meski begitu, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro tetap menekan India agar menghentikan impor minyak Rusia, bahkan menyebut konflik Ukraina sebagai “perangnya Modi.”

Jalan Panjang Perjanjian Dagang

AS dan India sebelumnya menargetkan penyelesaian perjanjian dagang bilateral pada musim gugur ini. Namun, negosiasi masih buntu, terutama karena perbedaan sikap terkait pasar produk susu, pertanian, dan kedekatan India dengan Rusia.

Dalam pernyataannya, Modi menegaskan bahwa India “sepenuhnya berkomitmen membawa Kemitraan Komprehensif dan Global India–AS ke tingkat lebih tinggi.”

Namun sejumlah analis memperingatkan agar tidak terburu-buru menyimpulkan adanya pemulihan hubungan. “India sudah menaruh semua kartunya di atas meja. Kini tinggal menunggu respons Amerika,” ujar Biswajit Dhar, profesor di Council for Social Development, New Delhi. (Red)