Syahrul Aidi: Pidato Perdana Prabowo di PBB, Tonggak Baru Diplomasi Indonesia

by
Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dari Fraksi PKS, Syahrul Aidi Maazat. (Foto: Win)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dari Fraksi PKS, Syahrul Aidi Maazat, menyambut optimisme rencana pidato perdana Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 pada 23 September 2025 di Markas Besar PBB, New York.

Menurut Syahrul Aidi, momen tersebut bukan sekadar agenda diplomatik, melainkan panggung strategis yang menegaskan posisi Indonesia sebagai negara besar dengan kontribusi penting bagi dunia.

“Ini bukan hanya forum internasional, melainkan panggung strategis di mana Indonesia menegaskan posisinya sebagai negara besar yang membawa pesan perdamaian, keadilan, dan kerja sama global,” kata Syahrul Aidi dalam pernyataannya di acara Diskusi Dialektika bertajuk ‘Pidato Perdana Prabowo di PBB: Gagasan Global dan Diplomasi Nusantara’, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/5/2025).

Legislator dari Dapil Riau II ini pun meyakini bahwa arah diplomasi yang akan disampaikan Presiden Prabowo akan selaras dengan karakter bangsa Indonesia. Yakni, sambungnya, dengan nilai-nilai kearifan lokal, semangat gotong royong, dan kemanusiaan universal diharapkan menjadi tawaran Indonesia untuk membangun tatanan dunia yang lebih adil dan berimbang.

Lebih jauh, anggota Komisi V DPR RI juga berpandangan, pidato Presiden Prabowo akan menghadirkan perspektif baru bagi politik luar negeri Indonesia, terutama dalam merespons berbagai tantangan global.

“Beliau (presiden,red) akan menegaskan pentingnya solidaritas internasional di tengah krisis pangan, perubahan iklim, ketidakadilan ekonomi, hingga konflik geopolitik. Semua itu akan dipadukan dengan Diplomasi Nusantara, yakni pendekatan khas Indonesia yang menempatkan musyawarah, keadilan, dan keseimbangan sebagai fondasi hubungan antarbangsa,” jelasnya.

Bahkan, Syahrul Aidi menambahkan, momentum tersebut juga menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan moral di dunia. Indonesia, kata dia, harus mendorong solusi berbasis kerja sama, bukan konfrontasi.

Oleh karena itu, dirinya optimis bahwa pidato perdana Presiden Prabowo akan menjadi tonggak penting dalam sejarah politik luar negeri Indonesia.

“Ini akan menggaungkan pesan bahwa bangsa kita hadir di tengah dunia bukan sekadar penonton, tetapi penentu arah peradaban global yang lebih adil dan manusiawi,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menyebutkan Presiden Prabowo Subianto akan berpidato pada hari pertama Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) yang ke-80 di Markas PBB New York, Amerika Serikat, pada 23 September 2025.

Terkait materi pidatonya, Hasan menyebut PCO belum dapat memberikan keterangan apa-apa, dan mengajak masyarakat untuk menyimak langsung saat Presiden hadir langsung dan berpidato di Markas PBB.

“Presiden nanti dijadwalkan pidato di hari pertama, dan urutan ketiga pada tanggal 23 September,” kata Hasan Nasbi menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui di Kantor PCO, Jakarta, Selasa (26/8) malam.

Presiden Prabowo, jika nantinya terbang ke New York, September, akan menjadi Presiden RI pertama yang kembali berpidato dalam Sidang Majelis Umum PBB di Markas PBB, New York, AS, dalam 10 tahun terakhir.

Presiden Ke-7 Joko Widodo, dalam 10 tahun kepemimpinannya, memilih tidak menghadiri secara langsung Sidang Majelis Umum PBB, dan mendelegasikan menteri luar negeri saat itu, Retno L. P. Marsudi, untuk berpidato mewakili Indonesia. (Jal)