BERITABUANA.CO,KUPANG – Kepala KPw BI NTT, Agus Sistyo Widjajati minta kepada penggantinya, Adi Doyo untuk mempertahankan optimisme pertumbuhan yang telah dibuatnya.
“Ini tugas saya terakhir, posisi pertumbuhannya sudah sangat baik, harus dipertahankan. Kita serahkan optimisme pertumbuhan ini, kepada pemimpin BI yang baru, Adi Doyo,” tegas Agus Widjajati pada acara Sante-SANte Duduk ba Omong deng Media (SASANDO DIA), di rujab Kepala BI NTT, Rabu (27/8/2025) malam.
Pada kesempatan tersebut, Agus Widjajati juga memaparkan keberhasilan yang telah diraih BI selama kepemimpinannya, dan Pekerjaan Rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh Adi Doyo.
Dikatakan Agus Widjajati, pada Triwulan II-2025, pertumbuhan ekonomi NTT mencapai 5,44 persen, lebih tinggi dari nasional.
“Ini merupakan sejarah, karena sejak tahun 2019, baru kali ini pertumbuhan ekonomi NTT lebih tinggi dari pertumbuhan nasional,” ujar Agus Widjajati.
Diakui dia, keberhasilan ini berkat kerja keras dan kolaborasi bersama, sehingga memiliki kemampuan untuk itu.
“Pencapaian ini, bukan sesuatu angka yang kecil, dan ternyata percapaian ini terakhir kita dapatkan di tahun 2019 di Triwulan IV,” kata dia.
Hal ini, lanjut Agus Widjajati, menunjukan pemulihan ekonomi NTT sudah terlihat. Optimisme ini yang harus dijaga dan pelihara.
“Sektor Pertanian dan Perdagangan, penyumbang terbesar, yang selama ini kita unggulkan, dalam menopang ekonomi NTT,” tambah Agus Widjajati.
Begitu juga dengan eksport dari NTT, ungkap Agus Widjajati, juga meningkat luar biasa.
“Secara Y-on-Y, barang yang dijual keluar NTT tumbuhnya 39,9 persen. Yang dijual adalah hasil pertanian dan peternakan,” ujar Agus Widjajati.
Pihaknya mencontohkan, salah satunya pada semester I-2025 memiliki peningkatan beras luar biasa, sehingga bisa diekspor, kemudian sapi juga sudah mulai terlihat, untuk mampu diterima diluar NTT.
“Ini suatu optimisme yang terjadi, yang perlu terus kita pelihara dan tingkatkan,” tegas Agus Widjajati.
Diakui Agus Widjajari, meskipun pertumbuhan ekonomi baik, tapi masih punya PR yang harus diselesaikan.
“PR kita, bagaimana meningkatkan produktifitas tenaga kerja. NTT masih jauh dari nasional, inilah tantangan SDM kita, bagaimana kita bisa bergerak bersama-sama,” ucap dia.
Untuk itu, lanjut Agus Widjajati, jangan hanya mengandalkan peran pemerintah saja, tapi butuh peran swasta.
“Secara bertahap geser peran swasta, kita dorong untuk tingkatkan produktifitas tenaga kerja di hilirisasi,” pintanya.
Jika dilihat persektor, lanjut Agus Widjajati, yang paling kecil adalah industri pengolahan, dimana yang dijual rata-rata didominasi bahan baku yang ro material atau belum ada sentuhan olahan. Akibatnya produk yang ada di masyarakat terbatas.
“Seperti pisang, hanya diolah dengan pisang goreng dan pisang bakar, kalau tidak diubah 10 tahun yang akan datang tetap seperti itu,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Kepala KPw BI NTT yang baru, Adi Doyo mengharapkan dukungan dari semua pihak, untuk sama-sama menjaga pertumbuhan ekonomi NTT yang sudah baik ini.
“Saya tidak bisa bekerja sendiri, sehingga butuh peran serta semua pihak untuk menyelesaikan persoalan yang masih ada,” ungkap Adi Doyo. (iir)