BERITABUANA.CO, JAKARTA – Masyarakat rame-rame mengkritik tajam penghasilan yang diterima anggota DPR RI setiap bulannya, terutama soal tunjangan perumahan yang nilainya mencapai Rp50 juta. Angka ini disebut sangat besar jika dibanding dengan kondisi masyarakat pada umumnya.
Meski begitu, anggota Komisi VIII DPR RI, Sigit Purnomo alias Pasha Ungu, menyebut tunjangan perumahan anggota dewan sebesar Rp50 juta per bulan sudah diperhitungkan dengan baik. Menurut dia tunjangan perumahan maupun tunjangan lain yang diterima oleh anggota DPR RI sudah dihitung dengan baik.
“Kita kan ada Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Sekjen (Sekretaris Jenderal) DPR, kira-kira begitu, apa sih kebutuhan DPR?” ujar Pasha menjawab pertanyaan di gedung DPR RI Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/8/2025).
Dia mengatakan, dalam menentukan besaran tunjangan perumahan, DPR RI telah melakukan perhitungan dengan berbagai mekanisme. Apalagi, tidak
semua anggota dewan, berasal dari Jakarta. Mereka ada anggota yang berasal dari pelosok Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara, Papua, Aceh, dan lainnya.
“Apa sih kebutuhan DPR? Bagaimana dengan keuangan pemerintah? Cocok apa enggak? Sampai ke soal dan lain-lain kan kira-kira begitu,” kata Pasha soal kajian dari pemerintah dan DPR .
Pasha yang sempat diisukan mundur dari anggota DPR RI ini menyinggung anggapan bahwa besaran tunjangan itu terlalu besar dan menyia-nyiakan uang rakyat. Menurutnya, hal tersebut tidak bisa dibicarakan di tempat terbuka secara bebas. Menurutnya, persoalan itu mesti dibahas dengan cara duduk bersama.
“Ada masyarakat yang menganggap kok seolah-olah berlebihan, misalnya, kok seolah-olah ini buang-buang uang rakyat, misalnya, ya ini kan kita tidak bisa bicarakan di meja yang bebas. Ini harus kita dudukkan bersama,” tutur Pasha.
Informasi mengenai anggota DPR RI 2024-2029 tidak mendapatkan fasilitas rumah dinas dari negara dan digantikan dengan fasilitas dengan uang dinas sebesar Rp50 juta menjadi sorotan di masyarakat karena dianggap terlalu besar. Informasi ini cepat menyebar melalui percakapan di grup WA. Munculnya angka Rp 50 juta telah diperhitungkan rata-rata harga sewa rumah di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
Masyarakat semakin heran, karena adanya tunjangan perumahan itu membuat pendapatan anggota Dewan meningkat hingga sekitar Rp100 juta. (Asim)