BERITABUANA.CO, KUPANG – Setelah pernah mendapat gelar atau nama kesayangan bagi masyarakat Etnis Sabu, kini Wali Kota Kupang, Christian Widodo kembali mendapatkannya dari warga di Kelurahan Airnona, yakni Ama Kolo.
“Nama yang diberikan kepada saya waktu itu, Ama Bole Belo. Ketika saya kunker ke Sabu, saat masih menjadi anggota DPRD NTT,” terang Christian Widodo saat membuka event Budaya Etnis Sabu di Kelurahan Airnona, Kamis (21/8/2025) malam.
Diakui Christian Widodo, dirinya memiliki ikatan emosional dengan masyarakat Sabu, sejak berkampanye dan duduk di DPRD Provinsi NTT.
“Jadi setiap saya kunker ke Sabu, mereka tidak panggil nama saya, tapi Ama Bole Belo sudah datang,” kenang Christian Widodo.
Untuk itu, lanjut Christian Widodo tiap kali datang ke Kelurahan Airnona, merasa seperti pulang ke keluarga sendiri, dimana disambut meriah dengan etnis Sabu yang cukup kental.
Dalam arahannya, Christian Widodo menjelaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang sangat mendukung acara-acara budaya seperti ini. Karena dimana orang berkumpul, pasti ada yang berjualan, dan akhirnya ekonomi bisa bergerak naik.
“Kita punya prinsip, kerumunan akan menciptakan kegiatan jual beli, sehingga ekonomi bisa bergerak. Maka perlu lebih banyak bikin event-event seperti ini dilaksanakan,” kata Christian Widodo.
Dikatakan Christian Widodo, dirinya bersama Wakil Serena Francis tidak menggunakan mobil baru, pasca dilantik.
“Setelah dilantik, anggaran sudah diketuk setahun sebelumnya, sehingga kami harus menyesuaikan. Terlebih ada kebijakan efisiensi anggaran, maka diputuskan gunakan mobil pemimpin sebelum kami,” tandasnya.
Diakui Christian Widodo, hal ini untuk menghemat anggaran, yang pada akhirnya kembali kepada masyarakat, seperti untuk pelaksanaan kegiatan seperti saat ini.
“Anggaran untuk pengadaan mobil baru bisa mencapai Rp800 juta, kalau untuk kami berarti Rp160 juta. Daripada beli mobil baru, lebih baik guanakan mobil yang lama dengan merenovasi beberapa bagian, sisa anggaran bisa digunakan masyarakat,” terangnya.
Begitu juga dengan tiga pimpinan DPRD Kota Kupang, jelas Christian Widodo, mereka gunakan mobil lama, sehingga bisa menghemat Rp4 miliar.
Sebelumnya, Ketua Panitia, Maxi Fernandes dalam laporannya mengatakan, tema yang diambil kali ini yakni Miha He Pehe Do E’a Heli Ri Ngi’a
“Tema ini diambil dari bahasa Sabu, yang artinya dalam kasih sehati membangun Kota Kupang Kota Kasih,” jelas Maxi Fernandez.
Sedangkan tujuannya, lanjut dia, selain melestarikan adat budaya Sabu dikalangan anak-anak dan kaum milenial, juga memperkenalkan daerah pariwisata dan adat budaya NTT ditingkat nasional dan internasional.
“Juga untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian serta pertumbuhan ekonomi, bagi pelaku usaha yang ada di Kota Kupang, khususnya Kelurahan Airnona,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, sebagai bagian dari keluarga Sabu, Christian Widodo juga dipakaikan pakaian Sabu dan Destar, serta mengikuti ritual makan bersama adat budaya Sabu. (iir)