SALAH satu perwira terbaik Polri yang bisa dikategorikan “Eliott Ness” Indonesia karena kepiawaiannya memberantas kejahatan konvensional, terorganisasi ataupun kerah putih (white collar crime) kini dipersiapkan pimpinan Polri untuk menduduki jabatan Kepala Badan Narkotika Nasional.
Perwira tinggi penuh enerjik,dedikasi dan inovasi adalah lnspektur Jenderal Suyudi Ario Seto SIK, MSi. Lulusan Akpol 1994 ini setelah dilantik Presiden Prabowo Subianto di lstana Negara bakal menyandang pangkat bintang tiga di pundaknya.
Perjalanan karier Suyudi di Korps Bhayangkara dimulai dari pasukan Brimob. Hal ini membuatnya tangguh di berbagai medan tugas. Kekuatan phisik di pasukan khusus Polri tersebut menjadikannya berani dan tegas bertindak.
Terbukti ketika mulai menjabat di lingkungan Reserse Polda Metro Jaya ia selalu berada di depan memimpin operasi-operasi pemberantasan bandit-bandit ibukota dan sekitarnya.
Pengalaman panjang memimpin Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Polres Metro Tangerang Kota dan Polres Metro Jakarta Barat telah menempa Suyudi menguasai ‘strong point’ penempatan anak buahnya di daerah-daerah rawan kejahatan. Hal itu juga dilakukannya saat memimpin Polsek Tanah Abang dan Polsek Penjaringan yang rawan kriminalitas.
Suyudi, mungkin salah satu perwira Polri yang empat kali menjabat kapolres yaitu Kapolres Majalengka, Kapolres Bogor Kabupaten, Kapolres Bogor Kota serta Kapolres Jakarta Pusat. Salah satu prestasi yang menonjol saat di Polres Bogor Kabupaten saat menertibkan ribuan ‘gurandil’ penambang emas liar di Gunung Pongkor. Suyudi kemudian mendapat penghargaan dari PT Aneka Tambang (2015).
Pengalaman-pengalaman ini membuatnya makin matang sebagai penyidik, sehingga ketika menjabat Direktur Reskrim Umum Polda Metro Jaya, Suyudi menerapkan disiplin ketat ke anggota-anggota agar bekerja sesuai protap hukum yang bersih dan transparan. Hal ini sejalan yang dilakukan Eliot Ness ketika ditunjuk Kepala FBI J. Edgar Hover, memimpin perburuan gembong penjahat Al Capone tahun 30-an di Chicago.
Al Capone, tokoh mafia yang menguasai perjudian, prostitusi dan perdagangan minuman ilegal bertahun-tahun melenggang mulus setelah menyogok polisi-polisi korup. Tapi Eliott Ness tak menyerah begitu saja.
Ia membentuk tim polisi-polisi berintegritas yang dinamai “Untouchable” untuk melawan Al Capone. Walaupun berdarah-darah dengan sejumlah anak buah yang tewas, Eliott Ness berhasil membawa gembong mafia ini ke penjara. Berkat prestasinya Eliott Ness dipromosi jadi Kepala Polisi Cleveland, kota termewah tahun 30-an di AS.
Sebab itu, ketika merebak banyaknya laporan di Jakarta dan sekitarnya adanya ratusan orang tertipu ulah para mafia tanah, termasuk pemilik-pemilik rumah mewah di Jakarta tiba-tiba didatangi orang yang punya sertifikat resmi sebagai pemilik rumah, hal ini membuat Suyudi membentuk tim menyelidiki laporan-laporan tersebut.
Penyelidikan ini memang cukup sulit karena banyak melibatkan oknum-oknum aparat negara, pemda bahkan notaris. Jadi untuk menyelidiki kasus ini Suyudi menggunakan scientific crime investigation yang tentu melibatkan tim penyidik yang profesional.
Berkat kerja keras dan cermat sejumlah kasus mafia tanah berhasil diungkap dengan baik dan Suyudi kemudian mendapatkan piagam penghargaan dari Menteri Agraria/ Kepala BPN. Selain itu Piagam Penghargaan Dari Menteri Peranan Wanita dan perlindungan anak RI.
Berkat prestasinya Suyudi dipromosi ke Mabes Polri sebagai Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus. Saat itu Suyudi ikut tim yang menjemput buronan kasus pembobol BNI Rp 1,7 Triliun Maria Pauline Lumowa, di Serbia. Dari situ kemudian jadi Wadir Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri. Setelah pangkat bintang satu Suyudi kemudian dipromosi jadi Wakapolda Metro Jaya. Sebagai wakapolda Suyudi lebih banyak menangani pembinaan satuan-satuan di lingkup Polda Metro Jaya.
Setahun lebih menjabat wakapolda, sejak awal 2024 Suyudi dipercaya memimpin Polda Banten. Di wilayah provinsi para ‘jawara’ ia berhasil merangkul warga dengan program Poliran (polisi peduli pengangguran), dan mengamankan wilayah dari aksi-aksi preman. Bahkan ia jadi pionir polda yang aktif memberantas premanisme termasuk kasus pemerasan terhadap PT Chandra Asri oleh Ketua Kadin Cilegon.
Tantangan
Kepercayaan pimpinan Polri terhadap Suyudi Ario Seto, untuk memimpin BNN tentu sudah dikaji secara matang tentang rekam jejak seseorang untuk memimpin badan berskala nasional. Apalagi BNN terus bertransformasi menjadi garda terdepan melawan peredaran narkoba di Indonesia.
Tantangan tugas Suyudi pasti sangat berat karena penunjukannya pasti direstui Kepala Negara atau Presiden dengan Keppres. Suyudi saat ini pasti sudah menyiapkan langkah-langkah strategis dalam pemberantasan narkoba di tanah air.
Sinergitas antarinstansi termasuk dengan Polri/TNI serta stake holder lainnya termasuk kepolisian negara-negara ASEAN harus dilakukan. Apalagi sindikat narkoba internasional terus menjadikan Indonesia pasar potensial terutama Jakarta dan Bali.
Salah satu bukti nyata aparat ikut bermain sangat nyata terbukti kasus di Batam. Mantan Kasat Narkoba Polresta Barelang,Kompol Satria Nanda dan Kanitnya Shigit Sarwo Edi, dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Tinggi Kepri dalam kasus narkoba. Ini ada pembelajaran yang sangat berharga untuk institusi Polri.
Irjen Suyudi Ario Seto yang dihubungi, berita buana.co, tadi malam mengaku mohon dukungan doanya ya. (nico k)