BERITABUANA.CO, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) bersiap mengirim tiga kapal perusak rudal Aegis ke perairan lepas pantai Venezuela dalam waktu 36 jam. Langkah ini disebut sebagai bagian dari operasi besar untuk menekan kartel narkoba yang dianggap mengancam keamanan regional.
Mengutip laporan Reuters, tiga kapal perang yang akan dikerahkan adalah USS Gravely, USS Jason Dunham, dan USS Sampson. Operasi ini melibatkan sekitar 4.000 pelaut dan marinir di kawasan Karibia selatan, sejumlah pesawat mata-mata P-8, kapal perang tambahan, serta sedikitnya satu kapal selam serang.
Menurut seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya, pengerahan ini akan berlangsung selama beberapa bulan. Selain melakukan operasi intelijen dan pengawasan, armada tersebut juga dapat digunakan untuk melancarkan serangan terarah bila diperlukan.
Pemerintahan Presiden Donald Trump menegaskan kesiapannya menggunakan kekuatan militer untuk menindak jaringan narkoba Amerika Latin. Trump sebelumnya kerap menekan Meksiko agar memberantas organisasi kriminal dan menghentikan perdagangan fentanil, dengan ancaman tarif tinggi terhadap barang-barang ekspor negeri itu.
Hingga kini, Kementerian Komunikasi Venezuela belum memberikan komentar atas laporan pengerahan militer ini. Namun, Presiden Nicolas Maduro menegaskan pemerintahannya akan mempertahankan kedaulatan negaranya.
“Tidak ada yang akan menyentuh tanah Venezuela,” kata Maduro dalam pernyataan yang disampaikan pada Senin malam, dikutip kantor berita pemerintah AVN.
Selain pengerahan kapal perang, pemerintahan Trump tahun ini juga mendeportasi sekitar 250 warga Venezuela yang dituduh terlibat dalam kelompok kriminal Tren de Aragua, organisasi yang telah ditetapkan AS sebagai Organisasi Teroris Asing. Mereka dipenjara di El Salvador sebelum akhirnya dipulangkan ke Venezuela pada Juli, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang melibatkan pembebasan 10 warga Amerika.
Tanggung Jawab Bersama
Sementara itu, China menanggapi langkah AS dengan menyerukan tanggung jawab bersama dalam pemberantasan narkoba. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, meminta negara-negara besar menjaga stabilitas regional dan bekerja sama dengan negara terkait.
China sendiri memiliki hubungan erat dengan Venezuela. Negeri Tirai Bambu itu juga tengah berupaya meredakan ketegangan dengan AS setelah dituding Washington berperan dalam produksi fentanil. Pada Juni lalu, Beijing memperketat pengawasan terhadap dua bahan kimia yang dapat digunakan untuk memproduksi fentanil. (Red)