Peringati 100 Hari Kerja, Christian-Serena Dinilai Berhasil Lakukan Inovasi

by
Peringati 100/Hari Kerja Christian Widodo dan Serena Francis, dengan tanpa menghitung hari libur. (iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Memperingati 100 Hari Kerja pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang, Christian Widodo dan Serena Francis dinilai berhasil melakukan inovasi-inovasi.

Hal ini diungkapkan beberapa pegawai lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, dalam testimoninya saat peringati 100 Hari Kerja Spektakuler, di Hotel Harper Kupang, Kamis 914/8/2025) sore.

Salah satunya dari petugas kebersihan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Kupang, yang mengapresiasi telah mengaktifkan kembali intensif.

“Saya disini untuk mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang, yang telah memperhatikan kami sebagai petugas kebersihan,” ujarnya.

Dikatakan dia, sejak Covid-10 tahun 2020 lalu melanda Kota Kupang, mereka tidak lagi menerima insentif, tapi sejak kepemimpinan Christian dan Serena, telah kembali menerima intensif.

“Intensif Kebersihan Sabtu dan Minggu ini, merupakan vitamin untuk membangkitkan semangat, dalam menjaga kebersihan Kota Kupang,” ungkapnya.

Bukan hanya intensif, lanjut dia, Christian dan Serena juga memberikan uang lembur, karena harus bekerja sampai malam hari.

“Kami juga berterima kasih kepada mereka, karena telah menjadi orang tua bagi warga, meskipun usianya masih sangat muda.
Dan mendoakan dalam tugas dan pekerjaannya,” pungkas dia.

Pada sambutannya, Wali Kota Kupang, Christian Widodo menegaskan, insentif dan uang lembur harus diberikan, karena merupakan hak para petugas kebersihan.

“Kita jangan hanya menuntut kota harus bersih, tapi tidak memperhatikan hak-hak mereka. Maka intensif dan uang lembur salah satu kewajiban kita untuk memperhatikan,” papar Christian Widodo.

Dikatakan Christian Widodo, dirinya dengan Serena telah membuat roadmap terkait alur pembuangan sampah yang dilakukan, yakni warga membuang sampah di tempat yang sudah disediakan disetiap RT.

“Setelah dari RT, maka tanggung jawab Pemkot untuk angkat ke kelurahan. Saat ini ada 51 kelurahan, sehingga butuh 51 kontainer besi. Lalu dibawa ke enam kecamatan,” ujar Christian Widodo.

Di kecamatan, lanjut dia, ada satu Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), isinya adalah mesin-mesin sederhana, seperti pencacah plastik, pemilah sampah otomatis, dan membuat batu bata.

“Sampah akan habis diolah di kecamatan, hingga tersisa residu 15 persen, yang akan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Alak,” urai Christian Widodo.

Christian Widodo juga telah memasang GPS pada beberapa truk pengangkut sampah, sehingga masyarakat tahu truk tersebut sudah sampai dimana. (iir)