BERITABUANA.CO, JAKARTA – Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, angkat suara soal memanasnya isu di tubuh Danantara, mulai dari polemik tantiem komisaris, mundurnya Direktur Utama Agrinas Pangan, hingga kontroversi seputar pelibatan pesohor internasional. Fahri menyebut, sejak diluncurkan 24 Februari 2025, Danantara adalah “bayi raksasa” yang kehadirannya mengguncang peta ekonomi nasional dan global, sehingga perlu dijaga dari kegaduhan yang berlebihan.
“Cita-cita ini besar. Kalau ada yang kesulitan menjalaninya, kesabaran adalah sikap terbaik. Jangan mempersoalkan niat baik, karena niat baik itu harus dijunjung,” tegas Fahri dalam pernyataan tertulis, Selasa (12/8/2025).
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) ini menilai, Danantara adalah terobosan Presiden Prabowo Subianto untuk membentuk sovereign wealth fund sekelas Temasek (Singapura) atau Khazanah (Malaysia), dengan misi membiayai proyek strategis seperti infrastruktur, energi terbarukan, dan hilirisasi industri, tanpa ketergantungan pada pinjaman luar negeri.
Ia menegaskan, peran BUMN tetap tak tergantikan dalam mengelola sumber daya vital sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945. Namun, transformasi menuju model super holding memerlukan penyesuaian besar, baik dari sisi manajemen maupun mentalitas pengelolaan.
“Profesionalisme itu penting, tapi harus disertai patriotisme. Tanpa patriotisme, profesionalisme kehilangan arah,” ujar Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 itu lagi.
Fahri optimistis tim yang kini dipimpin Rosan Roeslani, Donny, dan Pandu mampu mengantar Danantara menjadi super holding yang matang. “Dengan doa masyarakat dan kesabaran pengurus, gagasan besar Presiden Prabowo akan segera menjadi kenyataan dan dirasakan seluruh rakyat,” katanya.
Ia pun menutup dengan seruan agar semua pihak berhenti terjebak pada polemik internal. “Presiden memimpikan Indonesia menjadi negara maju, kuat, dan mandiri secara ekonomi. Masa depan emas itu di depan mata, jangan kita rusak dengan kegaduhan jangka pendek,” pungkas Fahri Hamzah .(Ery)