BERITABUANA.CO, JAKARTA – Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanul Haq mengecam keras pembubaran aktivitas rumah doa umat Kristen di Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Para pelaku bahkan diminta dihukum berat.
“Saya mengecam keras aksi perusakan rumah ibadah GKSI Anugerah di Padang Sarai. Ini adalah tindakan intoleran yang tidak bisa ditoleransi dalam negara Pancasila. Para pelaku harus dihukum seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku,” kata Maman kepada wartawan, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Maman mendesak agar penegak hukum tak menoleransi aksi para pelaku. Legislator dari Fraksi PKB itu bahkan meminta para pelaku diganjar hukuman seberat-beratnya agar memberikan efek jera.
“Kita harus memberikan efek jera. Penegakan hukum tidak boleh ragu dalam menangani kasus-kasus intoleransi seperti ini,” katanya.
Lebih lanjut, Maman juga menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dan aparat keamanan dalam mencegah terjadinya insiden serupa. Dia menyinggung lemahnya deteksi dini dan minimnya pendekatan dialog antarumat beragama.
“Pemda dan aparat tidak boleh pasif. Harus ada langkah-langkah preventif yang konkret agar perusakan rumah ibadah, apapun agamanya, tidak terjadi lagi. Negara harus hadir melindungi seluruh warganya, tanpa kecuali,” tegas Maman.
Sebelumnya, ibadah yang dilaksanakan di rumah doa Jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Padang, Sumatra Barat, dibubarkan massa pada Minggu, 27 Juli 2025. Peristiwa itu terjadi di RT 03 RW 09, Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah Padang, Kota Padang, Sumatra Barat.
Dari video yang viral, puluhan warga tampak mendatangi rumah yang sedang berisi banyak orang, dari dewasa hingga anak-anak. Sontak jemaat kaget begitu melihat massa yang datang membawa balok kayu.
Massa langsung membubarkan aktivitas jemaat. Jemaat langsung berlarian, sedangkan anak-anak menangis histeris. Sementara itu, sebagian massa menghancurkan kursi dan kaca rumah.
Polisi telah bergerak menangani kasus tersebut. Sembilan orang terduga pelaku telah ditangkap.
“Yang sudah kami amankan sembilan orang, tentunya akan berkembang lagi. Sembilan orang ini adalah yang sesuai di video yang ada,” kata Wakapolda Sumbar Brigjen Solihin. (jim)