BERITABUANA.CO, JAKARTA — Ketua Panitia Kerja Penyerapan Gabah dan Jagung Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, menegaskan bahwa manajemen Badan Urusan Logistik (Bulog) perlu dipimpin oleh sosok dengan intuisi bisnis yang kuat dan kemampuan membaca dinamika pasar, menyusul lonjakan stok beras pemerintah yang mencetak rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir.
“Intuisi bisnis top manajer Bulog sangat diperlukan. Ketika harga beras bergejolak, langkah untuk ‘menjinakkan’ harga bukan satu-satunya solusi,” ujar Alex dalam pernyataan tertulis yang diterima pada Kamis (29/5/2025).
Pernyataan itu disampaikan sebagai respons atas wacana pemerintah membangun 25 ribu gudang improvisasi berbahan tahan lama, sebagaimana diungkapkan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Gudang-gudang tersebut, dengan usia pakai 5–10 tahun, dirancang sebagai solusi jangka pendek untuk menampung hasil panen yang terus meningkat.
Menurut data Badan Pangan Nasional, per 28 Mei 2025, stok cadangan beras pemerintah mencapai 3.502.895 ton untuk penyerapan periode Januari–Mei. Ini merupakan rekor tertinggi sejak 1968.
Namun, di tengah keberhasilan penyerapan tersebut, muncul kekhawatiran dari otoritas pangan. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pangan, Pudji Ismartini, menyebut harga beras nasional harus segera diintervensi, lantaran telah melampaui harga eceran tertinggi (HET).
Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga rata-rata beras eceran nasional kini berada di angka Rp13.805 per kilogram, atau 10,44% di atas HET. Sementara itu, harga beras premium menembus Rp15.626 per kg (4,87% di atas HET), dan beras SPHP mencapai Rp12.626 per kg (1,01% di atas HET).
Gudang Baru Dinilai Kurang Efisien
Alex menilai pembangunan gudang baru bukan solusi jangka panjang yang efisien. Menurutnya, gudang akan menambah beban biaya tetap yang bertentangan dengan semangat efisiensi yang diusung pemerintah.
“Beras adalah komoditas yang mudah rusak. Durasi penyimpanan sangat memengaruhi kualitas. Maka, Bulog perlu merumuskan arus keluar-masuk beras secara lebih terencana agar harga petani tetap stabil dan pasokan nasional aman,” tegas anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Sumatera Barat I tersebut.
Dorong Indonesia Jadi Pemasok Beras Dunia
Lebih lanjut, Alex mendorong Kementerian Pertanian menyusun peta jalan menuju Indonesia sebagai lumbung beras dunia. Dengan kekayaan lahan dan iklim tropis yang tak dimiliki negara lain, ia menyebut target ini realistis dicapai—terutama jika dibarengi inovasi teknologi pertanian.
Salah satu inovasi yang disorotnya adalah metode “Sawah Pokok Murah” dari Sumatera Barat, yakni sistem budidaya padi berbiaya rendah namun tetap produktif.
“Peta jalan ini harus dibarengi riset berkelanjutan. Pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi perlu bersinergi. Kami di DPR siap mendukung penuh,” tandas Alex. (Ery)