BERITABUANA.CO, DEPOK – Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB), tengah menyoroti sektor Pendidikan di Kota Depok. Pasalnya, Ketua F-PKB Siswanto prihatin dengan arah pembangunan di sektor pendidikan, lantaran masih jauh dari kata strategis.
“Kami belum melihat, adanya Rencana Strategis (Renstra) dalam pembangunan khususnya di dunia pendidikan. Arah kebijakannya masih parsial,” ungkapnya, Kamis (17/4/2025).
Misalnya, lanjut Dewan Dapil 6 Sawangan, Bojongsari, Cipayung (Saboci) ini, masih banyak gedung sekolah yang saat ini dalam kondisi memprihatinkan.
“Gedung-gedung sekolah kita, masih banyak yang dalam kondisi memprihatinkan. Tapi sayangnya, kebijakannya tidak mengarah ke sana,” ungkapnya.
Siswanto kontan menekankan, pembangunan lebih baik difokuskan pada memperbaiki gedung sekolah-sekolah yang rusak, seperti yang disampaikan Wali Kota dalam rapat paripurna DPRD beberapa waktu lalu.
“Saya masih ingat Wali Kota menyebut ada ratusan gedung sekolah yang mengalami kerusakan ringan, puluhan rusak sedang dan belasan gedung yang rusak berat. Nah, ini harusnya dijadikan PR prioritas,” cetusnya.
Belum lama ini, legislator yang juga Sekretaris Komisi D ini mengaku, menanyakan tentang nasib SDN 29 di Sukmajaya yang ambruk beberapa bulan lalu.
“Jawabannya ya gitu. Intinya belum ada progres perbaikan, karena menunggu dana Bantuan Tidak Terduga (BTT),” sebutnya.
Ia pun mengaku semakin prihatin, ketika mengetahui ada kegiatan belanja mebel di Dinas Pendidikan untuk sekolah-sekolah dasar (SD). Nilainya pun cukup fantastis, yakni sebesar Rp 17,5 miliar.
“Jadi saat saya buka aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP), Disdik Kota Depok ada rencana belanja mebel dengan anggaran APBD sebesar Rp 17.556.748.000. Bagi kami, ini nilai cukup besar,” ulas Siswanto.
Sangat disayangkan, tandasnya, padahal anggaran sebesar itu cukup untuk memperbaiki gedung sekolah. Kalau tidak, anggaran tersebut bisa digunakan untuk bantuan beasiswa, bagi siswa dari keluarga prasejahtera.
Siswanto menjelaskan, F-PKB berharap kegiatan pengadaan mebeler digeser untuk perbaikan gedung sekolah atau beasiswa.
“Itu yang kami maksud, arah pembangunan pendidikan di Kota Depok tidak strategis. Kalau bisa, itu dialihkan untuk kebutuhan yang lebih urgent,” tegasnya.
F-PKB, sambungnya, akan melakukan pengawasan super ketat terkait kegiatan belanja mebel tersebut. Pasalnya, biasanya setiap kegiatan belanja yang sudah diupload di aplikasi SIRUP, akan terealisasi.
“Pasti, kami akan memonitoring realisasinya dan akan melakukan pengecekan di lapangan, dari mulai harga maupun merk mebel yang diberikan. Termasuk, mengecek apakah sekolah-sekolah apakah mereka memang layak yang dapat bantuan meubeler,” utasnya. (Rki)