BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP) RI, Fahri Hamzah mengapresiasi inovasi Bata Interlock Presisi dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG). Teknologi ini dianggap mampu menghadirkan solusi pembangunan rumah yang lebih murah, kokoh, layak huni, dan ramah lingkungan.
“Teknologi ini sangat baik dan harus didukung secara maksimal,” ujar Fahri saat mengunjungi fasilitas produksi Bata Interlock Presisi di Padang, Sumatera Barat, dikutip Minggu (26/1/2025).
Bata Interlock Presisi menawarkan keunggulan dalam membangun rumah dengan proses yang lebih cepat, biaya ekonomis, dan hasil yang estetis serta ramah lingkungan. Teknologi ini dianggap ideal untuk mengatasi backlog perumahan dan mendukung percepatan pembangunan rumah rakyat.
Menurut Fahri, inovasi dari SIG memenuhi semua kriteria penting dalam pembangunan rumah masa depan.
“Bata ini hijau, kuat, dan murah, sehingga sangat layak. Tugas pemerintah adalah mendukungnya, baik melalui regulasi maupun insentif, untuk menyempurnakan mekanisme pasar,” jelasnya.
Cocok untuk Rumah Tahan Gempa
Melanjutkan pernyataannya, Fahri juga menyoroti pentingnya Bata Interlock Presisi dalam menjawab kebutuhan rumah tahan gempa, terutama di Indonesia yang rawan bencana. Ia berharap teknologi ini dapat menjadi solusi untuk menyediakan hunian yang kokoh dan aman bagi masyarakat.
“Kami akan mendorong semua pihak, terutama pengembang, untuk mulai memanfaatkan teknologi ini,” tegas Fahri, yang juga merupakan mantan Wakil Ketua DPR RI.
Dukungan SIG untuk Perluasan Teknologi
Direktur Utama SIG, Donny Arsal, menyatakan bahwa SIG berkomitmen memperluas fasilitas produksi Bata Interlock ke berbagai wilayah di Indonesia. SIG juga membuka peluang kerja sama dengan investor daerah untuk mempercepat penyebaran teknologi ini.
“Insya Allah, kebutuhan rumah akan bisa kami penuhi, sekaligus memberikan nilai tambah,” ujar Donny.
Keunggulan Bata Interlock Presisi
Pembangunan rumah dengan Bata Interlock Presisi terbukti lebih cepat dibandingkan metode konvensional. Proses ini tidak memerlukan perendaman bata, cetakan pengecoran, atau plesteran tambahan, sehingga lebih efisien.
Bata Interlock Presisi juga telah diuji ramah gempa oleh Balai Besar Sarana dan Bangunan Gedung, Dirjen Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, untuk wilayah dengan tingkat seismisitas tinggi (KDS D).
Melalui teknologi ini, SIG berharap dapat mendukung pemerintah dalam menyediakan hunian rakyat yang lebih berkualitas, ramah lingkungan, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. (Ery)
