BERITABUANA.CO, GAZA – Pasukan Israel yang brutal dan sembrono, menembak mati seorang pemuda Palestina dan melukai banyak lainnya kemarin, ketika warga sipil yang terlantar mencoba kembali ke rumah mereka di Gaza Tengah, menurut sumber medis Palestina, yang dikutip beritabuana.co, Minggu (26/1/2025).
Seorang pemuda tewas dan banyak lainnya terluka di dekat pintu masuk kamp pengungsi Al-Bureij, menurut pernyataan Rumah Sakit Al-Awda di kamp pengungsi Al-Nuseirat.
Dua pemuda lainnya terluka di barat kamp Al-Nuseirat, di area “Tiba Al-Nweiri,” akibat tembakan Israel yang secara sengaja menargetkan kerumunan warga yang berharap kembali ke Gaza utara, tambah pihak rumah sakit.
Ribuan warga Palestina yang terlantar selama lebih dari 15 bulan konflik telah berkumpul di sepanjang Jalan Al-Rasheed, berusaha kembali ke rumah mereka di utara. Banyak dari mereka membawa barang-barang dan menuju Koridor Nitzarim, yang memisahkan Gaza selatan dan utara, dan didirikan oleh militer Israel pada awal operasi daratnya pada 7 Oktober 2023.
Instruksi Tetap Berlaku
Militer Israel menyatakan bahwa instruksi yang ada tetap berlaku, termasuk larangan mendekati Koridor Nitzarim, sampai pembukaan resmi untuk mencegah bentrokan. Instruksi ini akan tetap berlaku sambil menunggu arahan baru setelah Hamas mematuhi komitmennya, kata pihak militer, sembari mendesak warga untuk mematuhi demi keselamatan.
Hamas kemarin menuduh Israel menunda implementasi perjanjian gencatan senjata di Gaza, memperingatkan bahwa tindakan tersebut dapat membahayakan fase selanjutnya dari kesepakatan.
“Penjajah terus menunda implementasi perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan menutup Jalan Al-Rasheed dan mencegah warga yang terlantar kembali berjalan kaki dari selatan ke utara,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Tak Izinkan Kembali ke Gaza
Sebelumnya kemarin, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu yang keras kepala mengatakan bahwa Israel tidak akan mengizinkan warga Gaza kembali ke Gaza Utara, hingga Hamas membebaskan tahanan Israel, Arbel Yehuda, yang seharusnya dibebaskan kemarin.
“Kami telah menerima empat tentara perempuan yang diculik dari Hamas, dan sebagai gantinya, tahanan keamanan akan dibebaskan sesuai dengan kesepakatan,” kata kantor Netanyahu.
“Menurut kesepakatan, Israel tidak akan mengizinkan warga Gaza kembali ke Gaza utara sampai Arbel Yehuda dibebaskan,” tambah kantor tersebut.
Yehuda, seorang warga sipil perempuan, dijadwalkan dibebaskan bersama tiga tentara perempuan lainnya, tetapi Hamas membebaskan empat tentara, kecuali Yehuda. Militer Israel dan badan keamanan Shin Bet sebelumnya mengonfirmasi dalam pernyataan bersama bahwa Hamas telah menyerahkan empat tentara perempuan Israel.
Sumber Hamas, yang dikutip oleh media Palestina setempat, mengatakan bahwa Yehuda hidup dalam kondisi sehat dan akan dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran ketiga yang dijadwalkan pada Sabtu depan, 1 Februari 2025 nanti. (Red)