BERITABUANA.CO, JAKARTA – PC North Madura II Ltd., anak perusahaan PETRONAS, telah meraih persetujuan Keputusan Investasi Akhir untuk pengembangan lapangan Hidayah yang terletak di Wilayah Kerja North Madura II, Jawa Timur, Indonesia.
PC North Madura II Ltd. merupakan operator yang memegang 100% partisipasi interes dalam Kontrak
Bagi Hasil ini.
PETRONAS Executive Vice President and Chief Executive Officer of Upstream, Mohd Jukris Abdul Wahab, mengatakan, pencapaian ini menggarisbawahi komitmen teguh PETRONAS dalam mendukung target Pemerintah Indonesia untuk mencapai swasembada energi.
“Kami berterima kasih atas dukungan
penuh yang telah diberikan oleh Pemerintah Indonesia dan menantikan kerja sama yang erat selama
proses pengembangan lapangan Hidayah,” katanya.
Rencana pengembangan meliputi pengeboran sumur produksi yang didukung oleh anjungan produksi
minyak tanpa awak dan terintegrasi dengan anjungan pemrosesan pusat. Rencana tersebut juga mencakup sebuah unit Floating Storage and Offloading (FSO) yang dilengkapi dengan fasilitas tempat tinggal dan ruang kontrol pusat untuk memastikan operasi berjalan dengan aman dan andal.
“Diraihnya Keputusan Investasi Akhir untuk lapangan Hidayah ini menjadi tonggak pencapaian signifikan bagi PETRONAS. Keputusan ini melanjutkan keberhasilan penemuan cadangan
minyak yang menjanjikan di Wilayah Kerja North Madura II pada tahun 2021 dan membuka jalan bagi kami untuk memainkan peran yang lebih strategis dalam mendukung kebutuhan energi yang terus meningkat di wilayah ini,” jelas PETRONAS Vice President of International Assets of Upstream, Mohd Redhani Abdul Rahman.
Berkenaan dengan proyek pengembangan ini, pada hari Kamis (9/1/2025), PC North Madura II Ltd.
menyelenggarakan pertemuan yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan utama di Indonesia,
termasuk Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto.
Dalam sambutannya, Djoko Siswanto mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi industri hulu migas Indonesia adalah mempercepat eksploitasi dan penemuan cadangan minyak dan gas yang baru.
“Tantangan ini harus kita jawab di lapangan Hidayah, karena itu kita akan terus berpegang pada target onstream di kuartal I 2027, SKK Migas dan PETRONAS harus mengawal pencapaian target ini sehingga tidak terjadi penundaan,” katanya.
Menurut Djoko Siswanto pengembangan lapangan dan pembangunan fasilitas produksi di lapangan Hidayah bertujuan untuk memproduksi cadangan minyak sebesar 88.55 MMSTB hingga tahun 2041.
Di tahap awal, laju produksi diharapkan berada pada kisaran 8,973 BOPD dan meningkat menjadi 25,276 BOPD saat mencapai puncak produksi.
Lebih lanjut Djoko Siswanto mengatakan SKK Migas dan PETRONAS telah mengidentifikasi risiko dalam
pengembangan lapangan Hidayah, namun, risiko ini perlu dikelola dengan baik untuk menjaga kelancaran
proyek.
Saat ini, PETRONAS melalui beberapa anak perusahaannya adalah operator untuk Kontrak Bagi Hasil Wilayah Kerja Ketapang, North Madura II, dan North Ketapang, yang terletak di lepas pantai Jawa Timur, serta Wilayah Kerja Bobara, yang terletak di lepas pantai Papua Barat.
PETRONAS juga merupakan mitra
untuk lima Kontrak Bagi Hasil lainnya yang terletak di darat dan lepas pantai Sumatra, Laut Natuna, Jawa
Timur, serta Indonesia Timur. (Kds)