Dapat Mendorong Prilaku Seksual, Aplikasi TikTok Terancam di Blokir AS

by
CEO TikTok Chew Shou Zi. (Foto: google)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – TikTok belum merespon menjelang penutupan atau pemblokiran TikTok di Amerika Serikat (AS), tertanggal 19 Januari 2025.

AS akan memblokir TikTok karena telah lama TikTok dianggap mengetahui bahwa aplikasi mereka mendorong perilaku seksual dan mengeksploitasi anak-anak. Namun sayanya perusahaan video pendek itu menutup mata karena mendapatkan keuntungan yang signifikan dari pengguna.

Hal tersebut terungkap dalam materi gugatan oleh negara bagian Utah, yang menuduh TikTok mengeksploitasi anak-anak diajukan pada Juni lalu.

Dilansir Reuter pada Senin (6/1/2025),  tuduhan terhadap TikTok ini datang menjelang pelarangan TikTok di AS yang dijadwalkan pada 19 Januari 2025 mendatang, kecuali jika pemiliknya yang berbasis di Tiongkok, ByteDance, menjual aplikasi media sosial populer tersebut.

Jaksa Agung negara bagian tersebut, Sean Reyes, mengatakan bahwa fitur streaming TikTok Live menciptakan “klub penari telanjang virtual” yang menghubungkan para korban dengan predator seksual secara real time.

Mengutip laporan komunikasi dan kepatuhan karyawan internal perusahaan, TikTok mengetahui ancaman yang ditimbulkan oleh Live melalui serangkaian tinjauan internal terhadap fitur tersebut.

Dikatakan bahwa sebuah penyelidikan bertajuk Project Meramec menemukan pada awal 2022 ratusan ribu anak berusia 13 hingga 15 tahun melakukan Live padahal melewati batasan usia minimum penggunaan aplikasi.

Dikatakan bahwa banyak anak kemudian diduga “dipersiapkan” oleh orang dewasa untuk melakukan tindakan seksual, terkadang melibatkan ketelanjangan, dengan imbalan hadiah virtual.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa sebuah penyelidikan yang diluncurkan pada 2021, Project Jupiter, menemukan bahwa para penjahat menggunakan Live untuk mencuci uang, menjual narkoba, dan mendanai terorisme, termasuk oleh ISIS.

Selain itu, sebuah studi internal pada Desember 2023 mendokumentasikan apa yang diakui TikTok sebagai ‘kekejaman’ mempertahankan Live dengan risiko untuk anak di bawah umur, kata pengaduan tersebut. (Ram)