Jubir MA Prof Yanto dan Humas PN Jakarta Selatan Dr Djuyamto Peroleh Gelar Kehormatan dari Keraton Surakarta

by
by

BERITABUANA.CO, JAKARTA– Keraton Kesunanan Surakarta menganugerahkan gelar kehormatan kepada dua hakim atas konsistensinya serta dedikasinya dalam mengembangkan nilai-nilai positif budaya adat di masyarakat.

Mereka itu adalah Juru Bicara Makamah Agung (Jubir MARI) Republik Indonesia, Prof. H. Yanto, SH, MH dan Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Dr. H. Dr Djuyamto, SH, MH.

Acara penganugerahan gelar kehormatan diberikan secara langsung oleh K.G.P.H. Hangabehi melalui prosesi adat Kesultanan, Minggu (15/2/12/2024), di Keraton Kasunanan Surakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Jubir MARI menerima gelar sebagai Kanjeng Pangeran Prof. H. Yanto, SH, MH, sedangkan Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menerima gelar sebagai Kanjeng Raden Ario Dr. H. Djuyamto Rekso Adiningrat, SH, MH.

Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau Gusti Moeng dari Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta mengatakan, Keraton ingin menginspirasi, Masyarakat mengikuti jejak para tokoh tersebut dalam mempromosikan nilai-nilai positif adat dan budaya Jawa.

“Dengan penganugerahan gelar ini tentunya menjadi kebanggaan seluruh masyarakat. Mengingat untuk bisa memperoleh gelar kebangsawanan, apalagi dari kerajaan terbesar di Indonesia itu
persyaratannya sangat tidak mudah,” ujarnya.

Ditambahkan oleh Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau Gusti Moeng, bahwa acara itu merupakan pemberian penghargaan kepada warga masyarakat yang dinilai pihak keraton Surakarta turut aktif dalam menjaga kelestarian kebudayaan Jawa yang bersumber sari Keraton Surakarta.

“Jadi, mereka kami rengkuh menjadi keluarga besar Keraton Surakarta dengan catatan ikut menjaga kelestarian keraton Surakarta,” ujar Gusti Moeng menandaskan.

Disisi lain ungkapan dan perasaan bahagia juga disampaikan Jubir MA RI, Prof. H. Yanto, SH, MH saat menerima Gelar Kehormatan dari Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta sebagai Kanjeng Pangeran Prof. H. Yanto, SH, MH.

“Saya sangat senang sekali, karena sejak kecil saya sering main di Keraton Surakarta dan tidak menyangka hari ini saya mendapatkan gelar kehormatan kekancingan di Kraton Surakarta. Ini merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk ikut melestarikan budaya bangsa, khususnya budaya keraton Surakarta,” ujarnya.

Ungkapan serupa juga disampaikan Humas PN Jaksel, DR. H. Djuyamto, SH, MH, yang mendapat gelar kehormatan sebagai Kanjeng Raden Ario DR. H. Djuyamto Rekso Adiningrat, SH, MH.

“Selain senang, saya juga merasa bangga, sekaligus muncul rasa tanggung Jawab, karena hakekatnya amanah yang di berikan oleh Keraton Surakarta dengan kekancingan ini kita di minta untuk mengabdi dalam upaya untuk ikut menegakakan adat budaya keraton Surakarta. Karena itu saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan terima kasih banyak kepada pihak keraton Surakarta atas penghargaan ini. Tentunya dengan penganugerahan ini akan menambah semangat saya untuk ikut uri-uri kebudayaan keraton Surakarta,” tegasnya.

Selain itu, rasa syukur juga diungkapkan Kepala Rutan Bangil, Bhanad Shofa Kurniawan yang menerima gelar kekancingan dengan gelar sebagai Kanjeng Raden Arya Tumenggung Bhanad Shofa Kurniawan Rekso Adiningrat.

“Saya bersyukur sekali bisa mendapatkan Gelar kekancingan ini, dan saya berjanji akan menjalankan amanah ini dengan sebaik mungkin. Sebab, walau bagaimanapun saya akan ikut menjaga dan mengabdi untuk mejaga budaya keraton Surakarta agar tetap lestari,” ucapnya.

Seperti diketahui, Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta kembali menggelar acara kekancingan atau pemberian gelar Kehormatam yang bertempat di Sentono Bangsal Sindikoro yang dihadiri sebanyak 22 orang penerima penghargaan khusus, dan dibangsal Sumorokoto yang dikuti oleh 102 penerima gelar kekancingan dari masyarakat umum.

Pemberian gelar kehormatan dan kekancingan oleh lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta berlangsung sangat sakral sekali, terbukti kota Surakarta yang diguyur hujan lebat sejak pagi itu tidak menyurutkan antusias dan semangat para penerima penghargaan dalam mengikuti prosesi acara tersebut. Oisa