BERITABUANA.CO, KUPANG – Pemprov NTT dukung penuh gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.
Hal ini disampaikan Pj. Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, pada Sabtu, (30/11/2024).
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini. Pemanfaatan pangan lokal seperti sorgum, tidak hanya mendukung perekonomian Petani lokal, tetapi juga menjaga kesehatan masyarakat,” ujar Andriko Susanto.
Andriko Susanto sangat berharap, kegiatan ini dapat menjadi gerakan nasional, dan berlangsung secara berkesinambungan.
“Dengan memanfaatkan potensi pangan lokal, kita tidak hanya mandiri secara pangan, tetapi juga mencetak generasi yang sehat, aktif dan produktif,” tegas Andriko Susanto.
Sebelumnya, Kepala Biro Organisasi, SDM, dan Hukum NFA, Rachmad Firdaus mewakili Sekretaris Utama NFA mengatakan bahwa Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus melakukan masifikasi, mendorong daerah untuk memanfaatkan potensi pangan lokal masing-masing.
“Pangan lokal yang beragam di setiap daerah harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat,” jelas dia.
Diakui Rachmad Firdaus, NTT memiliki pangan lokal sorgum, yang bernilai gizi tinggi, dan menjadi pangan yang dimasifkan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Untuk itu, tambah dia, gerakan yang didorong NFA bersama stakeholder terkait, harus memiliki muatan edukasi kepada masyarakat khususnya generasi muda.
“Kedepan akan semakin banyak yang menyadari, pentingnya pangan Beragam Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) sebagai pola hidup yang sehat berkelanjutan.
Sementara itu, Plh. Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Rinna Syawal, menekankan pentingnya memperkenalkan sorgum sebagai alternatif pengganti nasi kepada generasi muda. Kampanye ini sejalan dengan slogan “Kenyang Gak Harus Nasi”.
“Gerakan ini melibatkan 1.000 peserta, termasuk 900 murid dari tingkat SD, SMP, SMA, serta 100 murid dari SLB dan panti asuhan.,” tambahnya.
Rinna menambahkan bahwa program edukasi ini telah diperluas melalui inisiatif B2SA Goes to School (BGtS). Pada 2023, BGtS telah menjangkau 128 sekolah di 32 provinsi. Pada 2024, program ini ditargetkan menjangkau 380 sekolah di 38 provinsi dengan sasaran 95 ribu murid.
Diana Widiastuti, Founder PT Sorgha Sorghum Sejahtera, yang berbasis di NTT menyampaikan antusiasnya atas dukungan pemerintah untuk mendorong pemanfaatan sorgum.
“Kami bangga karena produk sorgum yang kami tanam dapat menjadi bagian dari program ini. Harapannya, masyarakat semakin sadar akan manfaat dan potensi sorgum sebagai pangan lokal unggulan.” ujarnya. (iir)