Jurnalis Senior Idrus F. Shahab Bersama Penulis Cilik, Salwa Beri Pelatihan Menulis di TBM Bukit Duri Bercerita

by
Jurnalis Senior Idrus F.Shahab Bersama Penulis Cilik, Salwa Beri Pelatihan Menulis di TBM Bukit Duri Bercerita. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita di kawasan Bukit Duri Tanjakan, Tebet, Jakarta Selatan, pada Minggu (20/10/2024) kembali menggelar kegiatan dalam rangka penguatan literasi masyarakat.

Penguatan literasi kali ini, mengangkat tema “Lokakarya Menulis untuk Anak 9-14 Tahun”, dengan narasumber mantan Wartawan Tempo, Idrus F. Shahab, dan pegiat literasi serta penulis cilik, Salwa Amalia, K.

Acara diikuti 35 peserta dan mereka sangat antusias mengikuti pelatihan menulis yang dilakukan secara interaktif. Di sela-sela pelatihan, peserta diwajibkan menuliskan satu paragraf berdasarkan kata dan kalimat yang sebelumnya sudah dibicarakan. Diakhir acara, karya tulis anak dan remaja itu dinilai dan diumumkan tiga terbaik yang mendapat hadiah buku dari panitia.

Idrus F. Shahab, dan Salwa Amalia, K berduet secara sinergis mengungkapkan pentingnya belajar menulis dan semua itu bisa dilakkan secara bertahap dengan mudah, antara lain dengan rajin menulis catatan harian. Keduanya juga memberikan tips dan cara mudah mencari ide dan bahan tulisan dengan cara mengamati dan membaca berbagai buku.

Sebagai wartawan senior yang sudah sangat berpengalaman dalam reportase dan wawancara baik di dalam maupun di luar negeri, Idrus F. Shahab rupanya tak mengalami kesulitan untuk bersama anak dan remaja mengajar cara menulis. Dalam paparan sederhan dengan ilustrasi foto pahlawan seperti RA. Kartini dan penulis catatan harian terkenal Anne Frank, memancing anak dan remaja untuk bertamya dan diskusi tentang apa dan siapa mereka serta bagaimana tulisan mereka berpengaruh pada generasi setelahnya.

Namun demikian, Idrus yang juga penyair dan penulis buku puisi, mengungkapkan sesuatu yang Ironis. Katanya, ketika Indonesia genap berusia 100 tahun pada 2045, mereka kehilangan kemampun berbahasa dengan baik.

“Teknologi digital telah menggantikan posisi orang-orang tua untuk berdongeng. Anak-anak yang tak lagi mendengar dongeng ini lebih senang bermain game dan menonton video yang disediakan internet,” ujarnya.

Padahal lanjut Idrus, anak-anak ini bagian dari bonus demografi yang seharusnya tumbuh menjadi generasi yang kreatif-produktif ketimbang konsumtif-pasif.

“Kita, para orang tua memang telah mewariskan tradisi buruk, segan membaca dan terbiasa menulis dalam bahasa whattsap. Anak di usia 9-14 tahun ini harus dibukakan kesempatan untuk mengembangkan imajinasi dan logika melalui tulisan-bacaan yang baik. Bukankah mereka generasi emas ?” papar Idrus.

Segera Mulai Menulis

Sementara Salwa Amalia, siswa Kelas 8 SMPN 24 Jakarta dan juara 3 Schoolunteer 2023-2024, menyemangati anak dan remaja TBM Bukit Duri Bercerita untuk segera memulai menulis. Apapun bisa ditulis sesuai dengan kesukaan masiang-masing.

“Kita bisa menulis di buku harian dan jika sudah banyak catatan, bisa dibukukan,” kata Salwa yang sudah menerbitkan lima buku.

Sama seperi Idrus, Salwa yang juga pendiri Komunitas Readocil ‘n Grandung dan punya kemampuan melukis, menyarankan kepada anak dan remaja TBM Bukit Duri Bercerita untuk rajin membaca dan kemudian rajin melatih membuat tulisan. “Kalian pasti bisa,” tandasnya.

Sedangkan pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih yang biasa disapa Kak Ning Nong mengatakan, kegiatan penguatan literasi ini merupakan kelanjutan dari aktivitas sebelumnya dengan tema yang berbeda.

“Saya gembira dan memberikan apresiasi yang tinggi pada anak-anak dan remaja yang mengikuti pelatihan menulis. Sebab kemampuan menulis akan sangat bermanfaat untuk mendukung keberhasilan studi, dan juga tempat menuangkan berbagai ide,” ujar Kak Ning Nong. (Ery)