BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pengamat hukum dan penggiat anti korupsi Adilsyah Lubis mengharapkan “jeritan” para hakim didengar dan dikabulkan tuntutannya sesegera mungkin, demi kesejahteraan para hakim yang lebih manusiawi dari pada keadaan yang sebelum-sebelumnya.
“Hal ini juga sekaligus kita harapkan dapat menghilangkan praktek-praktek suap yang sering terjadi pada lingkungan para hakim , yang kita tahu sebagai penegak hukum,”kata Adilsyah Lubis menjawab beritabuana.co di Jakarta, Jumat (11/10/2024).
Adilsyah diminta komentarnya soal aksi cuti bersama hakim yang dimotori oleh Solidaritas Hakim Indonesia. Aksi cuti bersama para hakim ini berkaitan dengan tuntutan perbaikan kesejahteraan.
Pasalnya, gaji dan tunjangan hakim di Indonesia sudah lama tidak mengalami perubahan. Solidaritas Hakim Indonesia sudah menyampaikan tuntutannya ke DPR dan ke DPD RI. Satu hal yang menggembirakan, saat beraudiensi dengan DPR yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, saat itu juga Dasco menelepon Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mendengar keluhan dan aspirasi para hakim itu. Prabowo berjanji akan melakukan perbaikan kesejahteraan para hakim jika dirinya sudah resmi menjadi Presiden RI.
Selanjutnya, Adilsyah Lubis menyampaikan keprihatinannya soal kesejahteraan para hakim di Indonesia. Meski Indonesia sudah merdeka 79 tahun kata dia, nasib hakim kita belum banyak berubah.
“Sangat ironis bahwasanya seorang penegak hukum yang seharusnya di jamin kehidupan sosial dan kesejahteraannya demi menegakkan keadilan dan kebenaran di negara kita ini,”ujar Adilsyah, putra dari seorang hakim pada Mahkamah Agung(MA) pada tahun 1957 – 1972.
Adilsyah bercerita, sebagai putra seorang hakim anggota MA, sudah pernah merasakan hidup susah selagi dirinya masih kecil.
Ayahnya seorang Hakim Agung yang jujur. Mobil saja tidak punya , apalagi rumah. Ayahnya kalau pergi ke kantor hanya menaiki sepeda. Memang ada mobil rongsokan yang difasilitasi oleh pemerintah.
“Saat itu , kehidupan kami sehari hari sangat pas-pasan,” ujar Adilsyah.
Dia menambahkan, ketika sudah kuliah, ia menggunakan bis saja jika ke kampusnya. Begitu juga dengan menu makan sehari-hari keluarga mereka sebagai seorang anggota hakim di MA, tergolong sederhana.
“Mungkin kalian tidak percaya bahwa kami juga pernah makan “bulgur”. Ibunda saya orang yang sangat sabar dalam posisinya sebagai seorang ibu rumah tangga,”kenang Adilsyah. (Asim)