BERITABUANA.CO, KUPANG – Dirut Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono memaparkan sejumlah inisiatif strategis, salah satunya terkait pertumbuhan rata-rata jumlah kendaraan di Indonesia.
“Setiap tahunnya, rata-rata jumlah kendaraan di Indonesia tumbuh sekitar 4 persen di jalan non-tol dan jalan tol 6 persen, serta jumlah penduduk naik rata-rata 1,1 persen,” papar Rivan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara IFG dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (19/9/2024).
Rivan menyampaikan, bahwa kondisi tersebut menunjukkan peningkatan probabilitas atas potensi kecelakaan lalu lintas. Untuk mengatasi hal ini, terus diakukan berbagai langkah strategis.
“Saat ini, rata-rata kecepatan penyerahan santunan meninggal dunia secara nasional dapat direalisasikan dalam waktu 1 hari 7 jam. Sedangkan untuk penyelesaian berkas santunan dicapai dalam waktu 9 menit 13 detik,” kata Rivan.
Selain kecepatan penyerahan santunan, lanjut dia, juga terus berupaya meningkatkan pelayanan dengan membuat standarisasi perawatan di 582 rumah sakit atau seratus persen RS di bawah naungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Kami juga telah meluncurkan buku Diagnosis Cedera, Formularium, dan
Kompendium Medis Nasional Jasa Raharja (DC-FKMN-JR) yang akan menjadi panduan teknis tentang biaya perawatan untuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang menangani korban kecelakaan,” papar Rivan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama IFG, Hexana Tri Sasongko,
menyampaikan bahwa IFG sebagai holding asuransi dan penjaminan, mendapatkan penugasan untuk menjadi bagian penting dalam penyelesaian asuransi milik pemerintah.
“Sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah menyelamatkan industri asuransi, khususnya jika penyelesaiannya memerlukan solusi yang komprehensif lintas kementerian/lembaga, tentunya juga memerlukan dukungan dari Komisi VI untuk mendorong inisiatif-inisiatif yang dilakukan guna menyelesaikan permasalahan yang ada,” ungkapnya.
Hexana menambahkan bahwa IFG memiliki perspektif masa lalu untuk menyehatkan industri asuransi, perspektif hari ini untuk membangun praktik terbaik, dan perspektif masa depan untuk membangun industri asuransi dan penjaminan yang dapat berkontribusi secara baik kepada ekonomi Indonesia.
“Dan tentu saja juga bagaimana
membangun paradigma yang benar di masyarakat sehingga asuransi benar-benar menjadi suatu kebutuhan,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima, menyampaikan bahwa RDP tersebut dilaksanakan untuk mendengarkan hal-hal yang berkaitan dengan kondisi korporasi.
“Holding IFG ini terbentuk juga merupakan salah satu legacy dari Komisi VI dan dalam lima tahun ini sudah mengalami berbagai perbaikan yang kami dukung secara politik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Aria mengatakan bahwa selain kisah sukses, proses implementasi
operasional IFG juga menghadapi berbagai tantangan.
“Oleh karena itu, transformasi
berkelanjutan perlu menjadi perhatian untuk meningkatkan daya saing, dalam rangka meningkatkan kinerja sekaligus kontribusi IFG,” ucapnya.
RDP tersebut juga dihadiri oleh sejumlah Anggota Komisi VI DPR RI lainnya, Direktur dari IFG, Jasa Raharja, dan anak usaha lainnya, serta Direksi PT Jasaraharja Putera, sebagai anak usaha Jasa Raharja. (*/iir)