BERITABUANA.CO, JAKARTA – Perusahaan penyeberangan terbesar dan berkelas di dunia, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) siap menjaga ketahanan nasional, hadir memberikan layanan di seluruh penjuru Tanah Air dengan semangat ketahanan maritim dan ekonomi nasional.
Dulunya ASDP berbentuk Perum, kini mulai bertransformasi menjadi perusahaan dengan standar internasional pada 2004 dengan mengubah status menjadi perusahaan BUMN, telah melakukan optimalisasi layanan hingga pelosok Tanah Air dan terus meningkatkan penambahan armada serta peningkatan layanan di pelabuhan.
“Dalam kurun waktu 10 tahun (2004 – 2013) sejak berubah status menjadi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), terjadi peningkatan traffic pengguna jasa penyeberangan hingga dua kali lipat, dan inilah yang menjadi alasan mendesak bagi perusahaan untuk menambah armada. Penambahan jumlah armada ASDP mulai terjadi pada tahun 2012,” ungkap Shelvy Arifin, Corporate Secretary ASDP kepada beritabuana.co di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Menurutnya, tingginya potensi bisnis penyeberangan menjadi salah satu pendorong manajemen untuk memasukkan rencana penambahan armada ke dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dalam menopang pengembangan lintasan penyeberangan yang menghubungkan Nusantara. “Pengelolaan layanan angkutan penyeberangan oleh BUMN, sebagai bukti hadirnya Negara dalam pemenuhan layanan kepentingan umum,’ ujar Shelvy.
Saat ini, lanjut Shelvy, ASDP telah berhasil membuktikan telah menjadi perusahaan pelayaran penyeberangan terbesar dan berkelas di dunia yang mengoperasikan 225 unit kapal laik laut, melayani lebih dari 314 rute penyeberangan di seluruh Tanah Air. Adapun jumlah armada dan layanan penyeberangan itu naik signifikan setelah melakukan akuisisi perusahaan kapal.
Dikatakan, dengan memiliki sejumlah armada tersebut, ASDP telah mampu mewujudkan slogan “We Bridge The Nation” atau menjadi jembatan nusantara yang menyatukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Rote. “Semangat ketahanan ekonomi maritim nasional senantiasa kita usung agar masyarakat bisa memperoleh layanan prima dari ASDP. Kami sebagai BUMN ingin terus memastikan negara hadir sebagai pelayan utama penyeberangan di seluruh penjuru Tanah Air,” tukas Shelvy
Sesuai data perusahaan, ungkapnya, sebanyak 70% layanan penyeberangan adalah rute perintis yang memperkuat layanan konektivitas hingga wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Adapun 30% rute sisanya merupakan komersial yang menopang lintasan perintis agar tetap berjalan dengan baik.
Sekali lagi, Shelvy menegaskan, ASDP tetap berkomitmen menghadirkan layanan penyeberangan prima demi memastikan terpenuhinya kepentingan umum melalui angkutan ferry. “Kami terus meningkatkan pelayanan dengan menambah kapal agar ASDP selalu mampu menjadi yang terdepan dalam melayani masyarakat,” ucap Shelvy.
Ia menyebutkan, sesuai dengan laporan kinerja semester I/2024, ASDP mencatatkan pencapaian signifikan dengan melayani 5,89 juta penumpang dan 11,42 juta kendaraan, berkat implementasi digitalisasi di 37 pelabuhan seluruh Indonesia yang mempermudah akses dan transaksi layanan penyeberangan.
Digitalisasi, tuturnya lagi, berdampak positif pada efisiensi bisnis Perseroan. Dengan meningkatnya produksi pengguna jasa, ASDP mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp2,560 triliun pada semester I-2024, meningkat 9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba yang dibukukan juga mencapai Rp356 miliar, menunjukkan efektivitas dari berbagai inovasi digital yang diterapkan.
“Sejak 2014, ASDP sudah merencanakan penambahan kapal sesuai dengan perkiraan lonjakan jumlah penumpang dan barang. Rencana ini tertuang dalam RJPP yg juga sudah disetujui oleh Kementerian BUMN, menjadikan kami terus mampu melayani masyarakat dengan layanan terbaik,” pungkas Shelvy. (Yus)