UDN Fasilitasi Jurnalis Paham GEDSI dan Jurnalisme Advokasi

by
Foto bersama usai diskusi antar UDN dan jurnalis. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Yayasan Ume Daya Nusantara (UDN) memfasilitasi jurnalis Kupang, dalam memahami Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial (GEDSI) dan Jurnalisme Advokasi.

Wakil Direktur Yayasan UDN, Simon Sadi Open mengungkapkan, GEDSi memang sebuah isu baru, yang perlu terus di update.

“Meskipun sudah mulai dikenal, tapi perlu terus di update, terlebih bagi para
jurnalis,” jelas Simon Sadi saat diskusi di Kantor UDN Kupang, kemarin.

Menurut Simon Sadi, karena teman-teman jurnalis, lebih dulu yang harus mengenal
lalu akan merambah ke lapisan masyarakat. Sehingga perlu diperbincangan di lingkungannya.

“Terutama jurnalis, harus memiliki pemahaman atau pengetahuan, yang sudah menyatu dengan karya jurnalistiknya,” ujar Simon Sadi.

Simon Sadi berharap, dengan diskusi yang menampilkan dua nara sumber ini, para
jurnalis bisa memiliki wawasan yang cukup baik, dalam mengedepankan karya
jurnalis tentang GEDSI, atau pemberitaan terkait perspektif GEDSI.

“Posisi teman-teman jurnalis adalah pada posisi objektif, dalam meliput dan
menyampaikan hasil liputan, tetapi terkait dengan GEDSI ini, ada satu model yang
dikenal dengan istilah jurnalisme Advokasi,” tambah dia.

Maka dengan jurnalisme advokasi tersebut, aku dia, diharapkan jurnalis berada di
pihak advokasi terhadap korban, agar bisa membawa informasi atau hasilnya bisa
mempengaruhi pemegang kebijakan.

Dalam materinya, Koordinator GEDSI SKALA NTT, Frederika menjelaskan, bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang sering terjadi, yakni stereotype, marginalisasi, subordinasi, beban ganda, dan kekerasan.

Sedangkan Matheos Messakh yang merupakan jurnalis The Jakarta Post menjelaskan terkait jurnalisme advokasi, diantaranya keberpihakan pada keadilan sosial, subyektifitas yang terarah, pendekatan berbasis bukti, serta keterlibatan dan partisipasi publik.

“Jurnalisme Advokasi memainkan peran krusial dalam mengangkat isu-isu keadilan sosial, dan mendorong perubahan positif,” jelas Matheos Messakh. (iir)