BERITABUANA. COD, JAKARTA– Pemerintah membuat kerangka besar Ketenagakerjaan untuk 10 tahun ke depan. Kerangka besar ini diharapkan bisa mengintegrasikan antara pendidikan dan pelatihan vokasi.
“Bagaiamana supaya pendidikan dan pelatihan terkoneksi dengan kebutuhan lapangan kerja baik industri maupun usaha, dan siapkan tenaga kerja kita untuk bisa berkompetisi di pasar global, ” kata Menteri Koordinator PMK, Muhadjir Effendi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/3).
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan agar hal tersebut bisa berjalan yang harus dilakukan adalah membangun sistem informasi ketenagakerjaan.
“Alhamdullilah sudah keluar Permenaker Nomor 5 Tahun 2024, tentang sistem informasi pasar kerja. Jadi ada integrasi antara pendidikan, pelatihan dan pasar kerja, ” kata Ida.
Selain Permenaker, lanjutnya, juga aturan melalui Perpres No 68 Tahun 2022 tentang pendidikan dan pelatihan vokasi. Menurutnya, di Perpres tersebut dibutuhkan adanya sistem informasi pasar kerja dalam hal ini kewenangan Kemenaker.
“Dan kami sudah bangun sistem informasi pasar kerja itu yang biasa disebut Siapkerja, embrionya sudah dimulai integrasi layanan Ketenagakerjaan sudah ada sejak 2021 dan sekarang keluar peraturan Ketenagakerjaannya, ” tuturnya.
Selanjutnya, tahun 2024-2027 akan bangun ‘letter market information and skill system transformation for market flexibility’.
“Disitu kita kuatkan platform informasi pasar tenaga kerja melalui tata ulang arsitektur, sistem dan proses analitis yang hasilkan intelejensi pasar kerja dan ada layanan sistem informasi pasar kerja yang inklusif, ” jelasnya.
Ida menambahkan, keberadaan pemanfaatan informasi pasar kerja untuk mempromosikan eksositem pelatihan yang berkualitas, terintegrasi dan ramah lingkungan.
“Tentu saja penguatan kapasitas kelembagaan dan manajemen proyek (diperhatikan). Dengan adanya restart ini, dari hulu hilirnya pelatihan bisa menjawab kebutuhan pasar kerja baik dalam dan luar negeri, ” tutupnya. (FDL87)





