BERITABUANA.CO, JAKARTA – Tayangan adzan Magrib disalah satu stasiun televisi swasta (RCTI dan MNCTV) yang menampilkan bakal calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan tersebut menjadi sorotan publik, salah satunya Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah. Dimana dalam tayangan stasiun televisi milik Ketua Umum Perindo, Harry Tanoesoedibjo itu, kamera fokus tertuju ke Ganjar Pranowo dalam iklan adzan Magrib, dari mulai berwudu hingga sholat sebagai makmum.
Lewat akun Twitter pribadnya @Fahrihamzah yang diposting pada hari Sabtu (9/9/2023) dan dikutip media Minggu (10/9/2023) langsung menyentil Harry Tanoe, yang merangkap pemilik partai politik Perindo dan Tim Sukses Capres Ganjarf Pranowo tersebut.
Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 itu pun meminta agar tayangan di stasiun televisinya, dalam hal ini Adzan Magrib yang menampilkan salah satu bakal capres 2024, dihentikan.
“Tolong hentikan penggunaan frekwensi publik untuk kepentingan partai dan capres kalian. Hormati demokrasi!” tulis Fahri Hamzah, calonlegislatif Partai Gelora untuk daerah pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara Barat I itu.
Bahkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagaimana disampaikan sudah turun tangan, dan meminta kepada pihak televisi memberikan klarifikasi terkait hal tersebut.
KPI Minta Klarifikasi ke RCT
Sebagaimana dikemukakan Komisioner bidang Pengawasan Isi Siaran KPI, Aliyah kepada awak media, Sabtu kemarin (9/9/2023), pihaknya telah melayangkan surat resmi kepada pihak RCTI untuk diberikan klarifikasi.
“Kini, kami menunggu kesediaan waktu pihak RCTI untuk datang ke KPI menyampaikan klarifikasi,” imbuh Aliyah seraya menambahkan kalau pihaknya juga tengah lakukan kajian terhadap hal tersebut.
Seperti diketahui, video Ganjar Pranowo sedang menjalakan prosesi sholat Magrib yang tampil saat siaran televisi swasta RCTI dan MNCTV. Banyak yang menilai, kehadiran Ganjar di video tersebut sebagi ‘soft campaign’.
Selain itu, banyak yang beranggapan komentar kalau hal itu tidak etis karena bermuatan agama yang dijadikan sebagai alat kampanye calon presiden 2024. (Ery)