Pada Maret 2023, NTP Meningkat 0,29 Persen

by
Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira Kale saat jumpa pers virtual, Selasa (2/5/2023). (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Maret 2023 meningkat 0,29 Persen, dibandingkan pada bulan Februari 2023.

“Peningkatan ini, disebabkan perkembangan indeks harga yang diterima lebih cepat dibandingkan harga bayat,” jelas Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira Kale saat jumpa pers virtual, Selasa (2/5/2023).

Dikatakan Matamira Kale, komoditas yang memberikan andil pada perubahan NTP Maret 2023 diantaranya Gabah 1,5, sapi potong 0,06, cabai rawit 0,05, kemiri -0,23 dan jagung -0,9 untuk Indeks Harga yang Diterima Petani (It).

“Sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yakni beras 0,88, sewa traktor, bawang putih, tembang dan tomat sayur masing-masing 0,03,” tambah Matamira Kale.

Pada kesempatan tersebut, Matamira Kale juga menjelaskan bahwa secara umum pada Maret di tingkat petani pedesaan mengalami inflasi 1,21 Persen, khususnya makanan, minuman dan tembakau.

“Sedangkan Inflasi year on year Maret 2023 terhadap Maret 2022 sebesar 5,29 Persen, dan inflasi tahun kalender sebesar 3,10 Persen,” tandas Matamira Kale.

Kebutuhan petani untuk biaya produksi, kata Matamira Kale, terdiri dari Bibit, obat-obatan dan pupuk, sewa lahan, pajak dan lainnya, transportasi, penambahan barang modal, upah buruh tani, dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).

“Secara rata-rata biaya produksi bulan Maret 2023, mengalami peningkatan 0,16 Persen bila dibandingkan dengan bulan Februari. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat pada tabel 4, maka terjadi peningkatan indeks pada seluruh subkelompok pengeluaran BPPBM.

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa .Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga (NTUP) NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

“Dari data yang kita peroleh, menunjukan bahwa NTUP NTT pada Maret mengalami peningkatan 1,22 Persen dibanding Februari yaitu dari 96,04 menjadi 97,21,” tegasnya.

Hal ini, menurut Matamira Kale, terjadi karena peningkatan It lebih cepat dari peningkatan pada kelompok pengeluaran BPPBM. Peningkatan NTUP terjadi pada semua subsektor. (iir)