Antisipasi Kekeruhan Sungai Ciliwung, Tirta Asasta Depok Operasionalkan Reservoar

by
Instalasi Reservoar Tirta Asasta Depok (foto: ger)

BERITABUANA.CO, DEPOK – Memasuki tahun 2023, PT Tirta Asasta (Perseroda) Kota Depok sebagai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), tetap bersiaga dalam produksi hingga pendistribusian air kepada para pelanggan di Kota Depok.

Direktur Umum PT Tirta Asasta (Perseroda) Kota Depok, Ade Dikdik Isnandar mengatakan, libur Nataru ini biasanya konsumsi air itu tidak mengalami kenaikan.

Tetapi, kadang-kadang cenderung menurun, karena mungkin orang pada libur ke luar kota.

“Tetapi kita mengantisipasi, karena memang dari pak presiden dan BMKG sudah mewanti-wanti akan ada cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek,” ujarnya, Selasa (3/1/2023).

Yang pihaknya khawatirkan adalah mengenai sumber air baku di Ciliwung, hujan besar, lalu ada kekeruhan tinggi sehingga tidak bisa produksi.

Ade menegaskan, pihaknya sudah mengantisipasi dengan operasionalisasi Reservoar. Dan mudah-mudahan bisa lebih membantu dalam konteks kontinuitas pelayanan, ketika tidak bisa mengolah air, karena kekeruhan air sangat tinggi (NTU) di atas 5.000.

“Semoga saja tidak terjadi cuaca ekstrem yang mengakibatkan kondisi ekstrem. Tetapi kita sudah antisipasi, termasuk juga kesiapan personel yang akan lembur di bagian produksi, agar tidak terganggu pendistribusian pelayanan air di masyarakat,” tukasnya.

Sementara itu, program yang sifatnya penambahan benefit buat pelanggan PT Tirta Asasta Depok, masih melanjutkan program Rumah Air Asasta Plus.

Semoga dengan adanya kuota atau jatah air isi ulang gratis, buat pelanggan sebanyak empat galon perbulan itu, untuk pelanggan yang menggunakan air di atas 10 meter kubik semakin mendesak.

“Mendesak kepada pelanggan, khususnya yang masih tidak mau pakai air Tirta Asasta, padahal sudah memasang, agar mau menggunakan air Tirta Asasta,” terangnya.

Kemudian pihaknya juga melanjutkan program cukup gencar dilakukan sejak enam bulan terakhir, yaitu untuk penyadaran bersama. Tidak hanya pelanggan, tetapi seluruh stakeholder terkait dengan konservasi air tanah.

“Supaya yang biasa menggunakan air tanah apalagi industri menggunakan air bawah tanah, atau air dalam yang sangat menyedot cadangan air tanah segera menghentikan, dan menggunakan air perpipaan,” harapnya.

Karena sebetulnya sudah banyak aturan-aturan yang mendukung ini, mengkonstruksi kepada penghindaran menggunakan air tanah.

Depok itu, paparnya, pada dasarnya sudah kategori kritis, karena sudah CAT atau Cekungan Air Tanah Jakarta, berdasarkan Badan Konservasi Air Tanah (BKAT) Kementerian PUPR.

“Jadi itu sudah tidak boleh lagi digali. Ada beberapa titik yang hijau, tetapi sudah hampir semuanya merah Depok itu untuk air tanahnya,” jelasnya.

Bahkan yang sudah diperbolehkan pun (yang hijau) tetap harus membuat sumur imbuhan dan sumur resapan.

Ini makanya PT Tirta Asasta juga sedang memberikan satu kesadaran bersama kepada masyarakat umumnya, dan para pelaku usaha khususnya supaya tidak memperpanjang izin penggunaan air bawah tanah.

Ade menyatakan, sudah ada beberapa yang memang meminta rekomendasi, dan sudah bisa menyiapkan semua layanan, dan seyogyanya air tanah sudah bisa dihentikan.

Pihaknya optimis, bisa melayani dengan kualitas yang sesuai dengan Permenkes 492 Tahun 2010.

Program itu, katanya, akan menjadi program unggulan kami dan prioritas ke depan. Karena memang dari pelaku usaha ini cukup lumayan memberikan kontribusi pemakaian air.

“Kita sudah meningkatkan kapasitas produksi air dan diharapkan ini bisa diserap oleh konsumen. Dan tentunya yang lebih kita utamakan sinergi dan selaras dengan program konservasi air tanah, yaitu mendesak pelanggan-pelanggan non domestik,” pungkasnya. (Rki)