Orang Tua Dituntut Melek Teknologi Agar Tujuan Kurikulum Merdeka Belajar Terwujud

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Peran Orang Tua dalam Pendampingan Anak di Era Digital pada Kurikulum Merdeka". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Merdeka Belajar adalah salah satu program inisiatif Kemendikbud Ristek yang ingin menciptakan suasana belajar bahagia, serta bertujuan untuk memerdekakan guru dan siswa.

Namun, di era digital saat ini, selain guru, orang tua juga sangat berperan penting agar terciptanya sistem pendidikan yang tidak membosankan dan memudahkan anak memahami pelajaran.

Dosen Departemen Sosiologi FISIPOL UGM Mustaghfiroh Rahayu menerangkan, kurikulum merdeka ialah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam.

“Di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi,” kata Rahayu dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Peran Orang Tua dalam Pendampingan Anak di Era Digital pada Kurikulum Merdeka” pada Selasa (13/9/2022).

Rahayu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/9/2021), menjelaskan, karakteristik Kurikulum Merdeka di mana pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skill dan karakter profil pelajar Pancasila.

Fokusnya pada materi esensial dengan tujuan meningkatkan literasi dan numerasi. Serta fleksibilitas guru dalam melakukan pembelajaran peserta didik bertumpu pada pembelajaran berdiferensiasi melestarikan.

Peran orang tua dalam kurikulum ini, pertama harus melek teknologi, serta memberi pendampingan.

“Adanya komunikasi orang tua dengan pihak sekolah, bersikap terbuka, berwawasan Bhineka Tunggal Ika,” ujar Rahayu.

Dosen Untag Surabaya Bambang Kusbandrijo menambahkan, model pendampingan orang tua terhadap anak dapat dilakukan dengan mediasi aktif. Seperti diskusi dan ajakan berpikir kritis, penggunaan gawai bersama-sama secara aktif, pengawasan dari dekat.

“Monitoring pada aplikasi dan parangkat pasca aktivitas daring (active mediation, co-using, supervision, monitoring),” kata Bambang.

Menurut dia, terbukanya ruang diskusi antara orangtua dan anak, terjadinya kesempatan menggunakan gawai
secara bersama, dan terbuka peluang bagi anak dan orangtua mempelajari keterampilan digital.

Namun demikian, Bambang mengingatkan tetang etika digital yang perlu dipahami. Sebab, berdasarkan hasil survei digital Microsoft menilai, netizen Indonesia memiliki tingkat keberadaban (civility) yang rendah. Dari 32 negara yang disurvei, Indonesia ada di peringkat 29 atau yang terburuk di Asia Tenggara.

“Martabat diri dan bangsa ada ditangan kita,” ungkap Bambang.

Sementara itu, Peneliti Sosial Budaya dan Pengasuh tarbiyahislamiyah.id Ridwan Muzir menyatakan, kurikulum Merdeka itu intinya adalah sebuah kurikulum yang ingin menghasilkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila

Setidaknya ada enam dimensi profil pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong-royong, bernalar kritis, dan kreatif.

Ridwa menilai, siswa dengan profil pelajar Pancasila hanya akan lahir dari sistem pendidikan yang baik dan berpandangan ke depan.

“Pola pengasuhan/pendampingan orang tua yang tepat dan memadai,” kata Ridwan.

Dia menjelaskan, pendidikan adalah pembudidayaan potensi anak melalui pola tanya-jawab. Dan, menjadi orang tua ibarat jadi petani yang merawat dan melindungi tanamannya. “Orang tua adalah pembudi daya,” tutur Ridwan.

Ridwan menyampaikan cara membentuk profil Pancasila pada diri pelajar di era digital. Diantaranya, tumbuhkan kesadaran bahwa walau di dunia digital, pada dasarnya dia tetap berinteraksi dengan manusia nyata.

“Orang tua dan guru harus memberi tauladan dalam penggunaan gawai. Orang tua harus mendampingi dan jadi teman diskusi (dialog) anak dalam mengarungi dunia digital,” kata Ridwan. (Kds)

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.