BERITABUANA.CO, JAKARTA – Partai Gelora Indonesia optimistis untuk menuntaskan target lolos sebagai partai politik (Parpol) peserta pemilu dalam pesta demokrasi 2024 mendatang. Untuk itu, Partai Gelora Indonesia segera mendaftarkan dirinya pada Minggu (7/8/2022) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Demikian disampaikan Sekjen DPN Partai Gelora Indonesia Mahfud Sidik dalam acara diskusi Gelora Talks bertema ‘Partai Gelora Siap Mengikuti Pemilu 2024: Apa dan Bagaimana Persiapannya?’ secara daring di Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Hadir pula sebagai narasumer diskusi, Ratih Sanggarwati (Kabid Perempuan, DPN Partai Gelora Indonesia), Triwisaksana (Ketua DPW Partai Gelora Indonesia DKI Jakarta), serta Dedi Miing Gumelar (Wakil Sekjen Partai Gelora Indonesia).
Soal alasan Partai Gelora memilih mendaftar pada hari Minggu, menurut Mahfud, karena merupakan suasana tenang. “Kita mengajak berpikir bahwa kehadiran partai politik baru sebagai pembawa kedamaian,” ucap mantan Ketua Komisi I DPR RI ini.
Sedang Ratih Sanggarwati mengutarakan, terpenting menerjemahkan narasi yang disampaikan Ketua Umum Partai Gelora Indonesia sampai ke masyarakat khususnya, kaum emak-emak. Bagaiamana narasi arah baru Indonesia menjadi menggelora ditengah masyarakat baik dalam tataran pusat hingga emak-emak.
“Mengapa mereka (emak-emak) mengeluh, maka perlu arah baru dan memilih Partai Baru yakni Partai Gelora,” terang Ratih seraya mengakui paham terhadap pemikiran serta apa yang dirasakan masyarakat.
Lahir Ditengah Krisis
Kesempatan sama,, Ketua DPW DKI Jakarta Triwisaksana mengatakan, wilayah DKI Jakarta sebagai area strategis, sehingga butuh cara bagaimana masyarakat dengan mudah mengenal Partai Gelora. Bahkan dirinya mengami tidak menyangka Partai Gelora lahir ditengah krisis, bisa dalam waktu dekat mendaftar ke KPU.
“Terbayang bagaimana ditengah pandemik tak bisa berkumpul, dan terus tetap bertumbuh,” terangnya.
Menurut Triwisaksana, partai baru yang lahir ditengah situasi yang sulit akan membawa berkah. Karena, Partai Gelora sudah tertempa dirinya dalam menghadapi situasi krisis.
“Kami tidak dimanja, dengan kekuasaan, materi tetapi ditempa dengan penuh tantangan,” ucap Sanny panggilan, akrab Triwisaksana. (Ery)
