Akademisi Prodi Sejarah Undana Dukung Wali Kota Tata Kota Tua

by
Wali Kita Kupang, Jeriko saat menerima Akademi Prodi FKIP Undana. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Penataan Kota Tua sebagai situs Kota Kupang, mendapat dukung dari Akademisi Program Studi (Prodi) Sejarah FKIP Universitas Nusa Cendana (Undana).

Dukungan tersebut disampaikan Dekan FKIP Undana, Dr. Malkisedek Taneo saat pertemuan dengan Walikota Kupang, Jefirstson Riwu Kore di ruang kerjanya, Rabu (8/6/2022).

“Kami sangat mengapresiasi upaya Wali Kota Kupang, dalam menata kawasan Kota Tua di wilayah Kelurahan LLBK sebagai situs sejarah,” tegas Melkisedek Taneo.

Menurutnya, kawasan tersebut menyimpan banyak cerita sejarah tentang Kota Kupang, karena ada beberapa situs bersejarah yang dibangun di area tersebut, seperti pelabuhan, gereja, mercusuar dan benteng.

“Selama ini, dalam kegiatan perkuliahan sering mengajak mahasiswa untuk turun di lokasi tersebut, dan mereka merasakan betul perbedaan penataan kota, yang menurutnya jauh lebih baik saat ini,” aku Melkisedek Taneo.

Dijelaskan Melkisedek Taneo, sebagai bentuk dukungan atas penataan kota yang sudah lebih baik, mereka ingin menawarkan konsep deskripsi, yang akan menarasikan sejarah dan nilai-nilai historis tentang kawasan tersebut, disertai penjelasan tentang situs-situs sejarah yang ada.

Hal senada disampaikan Koordinator Prodi Sejarah FKIP Undana, Fransina A. Ndoen, bahwa obyek wisata pantai LLBK telah menjadi tempat wisata baru di Kota Kupang. Namun keberadaannya tidak terlepas dari peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau.

“Letaknya yang berada di kawasan situs sejarah dan budaya, apabila ditata dengan baik, dapat mewujudkan suasana dan nuansa kota lama seperti di Jakarta dan Semarang,” jelas Fransina Ndoen.

Oleh karena itu, tambahnya, untuk mendukung upaya Pemkot Kupang dalam penataan kota tua Kupang, memberikan beberapa ide seperti menentukan batas kota tua Kupang, menginventarisasi situs-situs sejarah dan budaya yang ada di sekitar pantai LLBK, menyusun deskripsi tentang masing-masing situs, serta melakukan revitalisasi situs sejarah dan budaya di kawasan tersebut.

“Penataan Kota Tua harus bersifat terpadu, sehingga bisa memunculkan obyek wisata yang lain, selain wisata sejarah dan budaya seperti wisata kuliner, wisata religi dan wisata belanja,” tambah Fransina Ndoen.

Wali Kota Kupang, Jefirstson R. Riwu Kore menyambut baik dukungan yang ditawarkan tersebut.

“Narasi untuk mendeskripsikan situs-situs sejarah sangat penting, untuk menambah daya tarik bagi pengunjung di lokasi-lokasi wisata, yang sudah ditata saat ini,” jelas Jeriko sapaan Wali Kota Kupang.

Diakuinya, saat ini Pemkot Kupng juga telah membentuk tim khusus, untuk menyusun narasi tersebut, tidak hanya untuk kawasan wisata LLBK, tapi juga kawasan wisata lain di Kota Kupang, termasuk patung-patung yang sudah diperbaiki.

“Kami berharap, para akademisi prodi sejarah segera mengajukan konsep deskripsinya, untuk didiskusikan bersama tim dari dinas teknis,” harap Jeriko.

Dalam pekerjaan penataan Kota Kupang termasuk kawasan LLBK, tambah Jeriko, Pemkot Kupang berupaya tidak menghilangkan ciri khas kota lama, bahkan dipasang lampu-lampu yang selaras dengan konsep kota tua. (iir)