Semakin Tua dan Langka, Semakin Berharga

by
Sayuti di antara koleksi sepedanya.

BERITABUANA.CO, TEGAL–Perkembangan sepeda kini banyak ragamnya di tengah kegandrungan masyarakat yang gemar gowes untuk sehat dan hiburan. Namun, keberadaan sepeda kuno juga masih digemari oleh komunitas yang ingin bernostalgia sekaligus jadi kolektor.

Setiap hari libur, para komunitas gowes memenuhi ruas jalan di berbagai daerah. Melalui olah raga sepeda tentu semakin membuka ruang silaturahmi. Sayuti mengakui hal itu saat bincang dengan Beritabuana.co di rumahnya di Desa Kalisalak, Margasari, Tegal.

Alumnus UII Yogyakarta ini sebelumnya berkarir di perusahaan tekstil Bandung. Namun, setelah paripurna ia memilih pulang ke kampung halamannya.

“Kalau ke Bandung ya sekali-kali nengok anak,” kata Sayuti yang kini memilih tinggal di kampung dengan tetap menekuni hobi bersepeda. Hobi itu diakuinya makin jadi karena banyak daerah jelajah yang menantang.

Selain itu, ujarnya, semakin sering keluar bersepeda dalam setiap minggunya semakin banyak teman-teman baru. Nah, lewat pertemanan  ini sering memperbincangkan soal sepeda, terutama sepeda tua yang bermerek.

Dengan obrolan-obrolan itu, Sayuti mengaku semakin tertarik sehingga mendorong dirinya untuk berburu sepeda tua. “Kalau ke Bandung saya selalu cari info soal penjualan sepeda antik. Tapi, jarang nemu. Justru saat jalan-jalan biasa bersama keluarga, malah melihat sepeda tua dijual,” tuturnya.

Tanpa pikir panjang, lanjutnya, langsung mendatangi dan menawarnya. Begitu pun kalau ke Brebes atau Tegal sering jalan-jalan ke kampung-kampung dan memburu sepeda kuno yang akan dijual.

Berkat semangat untuk mengoleksi sepede kuno dan bermerek, kini Sayuti memiliki berbagai merek sepeda. Ia juga bersedia melepasnya jika ada koletor atau peminat yang ingin membelinya. “Tentu dengan harga yang cocok,” katanya dengan mempersilahlan bagi yang minat menghubingi dirinya di 0812.1413.7121.

Saat ini ada beberapa sepeda yang tersimpan di rumahnya di Desa Kalisalak. Selebihnya, sepeda koleksinya ada di Bandung. Untuk yang ada di Kalisalak, disebutkan Sayuti ada yang bermerek BATAVUS dari Belanda.

“Sepeda itu sudah ada yang nawar dengan harga menggiurkan, tapi belum saya lepas,” tuturnya seraya menyebutkan harga yang ditawarkan hampi 10 juta rupiah. Namun, barang yang masih original itu belum dilepas, nunggu penawar yang lainnya.

Selebihnya ada Religh yang harganya juga lumayan. Begitu juga Norton dari India, Decky Lotus, dan Campion Deluxe. Harga sepeda itu memang tidak murah karena untuk mendapatkannya juga tidak mudah.

“Untuk mendapatkan itu, saya juga keliling ke daerah lainnya. Sepeda kuno ini memang makin langka dan susah untuk mendapatkannya. Karena itu makin tua makin berharga,” pungkas Sayuti. (Syaifullah H Abdul Ghani)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *