BERITABUANA.CO, JAKARTA – Desas desus bursa calon Jaksa Agung kini mulai merebak di masyarakat, khususnya di lingkungan Kejaksaan Agung. Sejumlah nama pun beredar yang disebut-sebut bakal jadi Jaksa Agung.
Salah satu diantaranya adalah Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Reda Manthovani. Dia memang berpeluang besar menjadi Jaksa Agung di Kabinet Prabowo-Gibran mendatang.
Peluang besar itu didukung fakta sebagai jaksa karir dan kedekatan politik dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Apalagi Reda masih memiliki hubungan keluarga dengan Ketua Harian Gerindra dan wakil ketua DPR priode 2024-2029, Sufmi Dasco..
“Saya sangat mendukung pengangkatan Jaksa Agung dari kalangan profesional yang memang sudah lama berkarir di Kejaksaan dan tidak merupakan kader partai politik,” ujar Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Ersento Maraden Sitorus di Jakarta, Selasa (1/10/2024).
Menurutnya, diharapkan Reda mampu membawa Kejaksaan lebih professional menangani perkara, baik pidum maupun tipikor.
“Saya yakin Prof Reda Manthovani akan menjadi Jaksa Agung profesional, independen dalam penegakan hukum. Selain itu akan mampu menjadikan Kejaksaan Agung lebih baik dari sekarang ini dalam penegakan hukum dan berani dalam mengungkapkan kasus-kasus korupsi yang memiliki nilai besar,” jelasnya.
Apalagi sambungnya, Reda Manthovani sudah berpengalaman dan tentunya memiliki gagasan untuk bisa memimpin Kejaksaaan. Sehingga kedepan diharapkan Jaksa Agung yang dipilih oleh Prabowo akan mampu menjadikan seluruh jaksa bekerja secara profesional, independen dan transparan dalam penegakan hukum.
“Dengan kerja yang dilakukan Prof Reda maka Jaksa Agung akan semakin dipercaya masyarakat dalam penegakan hukum. Apalagi belakangan masyarakat sudah semakin percaya kepada Kejaksaan dalam penegakan hukum termasuk persoalan korupsi. Pengangkatan para pejabat dilingkungan kejaksaan baik di pusat dan daerah perlu dilakukan secara transparan dan terbuka sehingga akan menghasilkan pemimpin yang terbaik,” tegasnya.
Hal senada juga dikemukakan, pengamat hukum dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Litigasi, Jakarta, Muhammad Hajoran Pulungan berharap Jaksa Agung dibawah kepemimpinan Prof Reda Manthovani membawa perubahan baru di tubuh Kejaksaan Agung sebagai institusi penegak hukum yang independen.
“Jaksa Agung dibawah kepemimpinan Prof Reda bisa menegakkan proses hukum sesuai dengan nilai keadilan. Selama ini ada anggapan bahwa institusi Kejaksaan tak propesional bahkan terkesan diintervensi dalam proses hukum,” jelasnya.
Menurutnya, ada PR berat untuk Prof Reda saat menjabat Jaksa Agung ke depan. Apalagi dengan situasi negara yang memasuki masa transisi.
Oleh karena itu menurut Hajoran, perlu ada reformasi di Kejaksaan agar kesan negatif yang selama ini terjadi dii Kejakaan Agung bisa dihilangkan. Sehingga Jakaa Agung bisa bebas dari independen.
“Jaksa Agung dibawah Prof Reda bisa membuktikan bahwa Kejaksaan tak bisa diintervensi baik pemerintah maupun pihak lain,” tandasnya. Oisa