BERITABUANA.CO, KUPANG – Pada akhir Oktober 2021, program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akan dihentikan, akan dialihkan ke Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), sehingga masyarakat diminta segera membeli rumah.
Permintaan tersebut disampaikan Ketua DPD REI NTT, Bobby Pitoby di ruang kerjanya, Senin (11/10/2021).
“Masyarakat harus segera manfaatkan waktu yang tinggal sedikit ini, karena diakhir bulan ini FLPP dihentikan akan dialihkan ke BP Tapera,” ajak Bobby Pitoby.
Diakui Bobby Pitoby, program dana FLPP selama ini ditangani oleh Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) dan pengelolaannya akan dialihkan ke BP Tapera. Sehingga belum diketahui waktunya sampai kapan.
“FLPP dari tahun ke tahun kuotanya juga selalu menurun, sehingga masyarakat harus segera memiliki rumah,” ujar Bobby.
Menurut Bobby Pitoby, hal ini disebabkan benan APBN terhadap rumah subsidi lumayan besar, dan angsurannya dalam jangka waktu yang cukup lama, yakni 20 tahun, sehingga pemerintah membuat program BP Tapera.
“BP Tapera bunga lebih tinggi sedikit dari FLPP, sehingga beban APBN berkurang sedikit dan agak terbantu,” ujar Bobby Pitoby.
Peralihan ini bukan untuk menyusahkan masyarakat, kata Bobby Pitoby, tetapi agak lebih tinggi sedikit untuk cicilannya, yang tadinya bunga FLPP hanya 5 Persen, tapi dengan BP Tapera menjadi 6-7 Persen.
“Kalau tidak memanfaatkan momen rumah subsidi sekarang ini, kedepannya akan lebih sulit dan lebih mahal. Otomatis lebih tinggi angsuran dan lain-lainnya,” tandas Bobby Pitoby.
Disinggung soal pencapaian target penjualan perumahan tahun 2021 ini, Bobby Pitoby mengakui realisasinya masih jauh dari target, hal ini disebabkan Pandemi Covid-19 dan pengalihan FLPP ke BP Tapera tersebut.
“Pencapaian kita masih jauh dari target, targetnya 3.000 unit, tapi pencapaian mungkin sekitar 50-60 unit saja, dikarenakan memang keadaan Pandemi Covid-19,” tegas Bobby Pitoby.
Menurut Bobby Pitoby, kondisi ekonomi baru mau mulai, terlihat pada grafik Kwartal tiga ada kenaikan sedikit.
“Kalau di Oktober ini, tidak ada akad, pasti penyerapan turun lagi. Otomatis untuk tahun ini kita bermasalah lagi,” papar Bobby Pitoby.
Selain kondisi market, tambah Bobby Pitoby, juga peralihan dari PPDPP yang tidak memungkinkan lagi.
“Mulai bulan Oktober – Desember tidak bisa akad lagi, otomatis masih jauh dari harapan untuk mencapai target,” jelasnya.
Untuk menggelar agenda Expo REI, ujar Bobby Pitoby, masih menunggu sampai kondisi itu betul-betul kondusif. Mengingat Expo ini juga akan menarik kumpulan orang banyak.
“Oleh sebab itu, kita masih belum ada rencana untuk Expo dalam waktu dekat ini, harus betul-betul kondisi yang kondusif dulu, baru kita adakan Expo dan kegiatan REI lainnya,” pungkas Bobby Pitoby. (iir)