Oleh: Muhammad Solikin (Penggagas dan Pendiri Forum Peduli Banua (FPB) Kalsel)
PANDEMI Covid-19 melanda seluruh negara di dunia baik negara maju, negara berkembang bahkan negara dalam katagori miskin, semuanya terkena tekanan dampaknya. Banyak negara yg tidak bisa bertahan dan mengalami krisis hebat, ekonomi negara dan rakyatnya terjun bebas, ada negara yg dalam katagori mampu bertahan namun minim simberdaya untuk bangkit, karena sektor pendanaannya terkuras untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19, ada negara yang mampu bertahan dan masih memiliki kemapuan untuk bangkit demikian juga ada negara yang sukses menangani pandemi ini dan ekonominya bangkit.
Kita patut bersyukur Bangsa Indonesia masih di katagorikan mampu bertahan dan masih memiliki kemampuan untuk bangkit, perkembangan ekonomi kita walaupun sempat berada pada titik minus namun perlahan mulai ada perbaikan.
Dilihat dari pola dan strategi penanganan rata rata negara yamg sukses menangani pandemi didukung kepatuhan dan kedisiplinan warga masyarakat nya, ada yang memang dari kesadaran warganya namun ada juga karena tangan besi pemerintah untuk memaksa warganya patuh untuk mamakai masker dan menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Di negara kita kesadaran masyarakatnya masih belum menggembirakan, masih banyak warga yang abai dan memiliki perilaku beresiko tertular Covid-19, masih banyak berseliweran ujaran dan pendapat yang melemahkan upaya pemerintah utk penanganan pandemi tersebut, tidak sedikit oknum oknum tokoh publik atau pun tokoh agama yang menabarkan sikap kontra thd pencegahan penularan Covid-19.
Adanya perkembangan jenis varian virus yang cendrung lebih ganas –terakhir adalah virus Covid-19 jenia Delta dari India, yang akhir akhir ini sudah mulai ada di sebagian kota di Indonesia, menyiratkan bahwa kita harus serius bahu mebahu seluruh elemen utk melakukan tidakan pencegahan penularan Covid-19 tersebut.
Penangan pandemi Covid-19 ini bukan hanya kepentingan pemerintah, namun yang lebih penting masyarakat harus memahami bahwa nyawa dan diri merekalah yang harus dilindungi, dengan kata lain ini sepenuh nya merupakan kepentingan pribadi pribadi masyarakat agar terhindar dari Covid-19, kesadaran dan dukungan masyatakat mutlak diperlukan terhadap upaya pencegahan penularan dan mendukung pemerintah untuk mensukseskan upaya tersebut.
Perlu di format strategi yang cermat dan tepat dengan mengoptimalkan saluran dan sumber daya yang tersedia, mengingat penanganan Covid-19 bukan hanya bicara pencegahan dan menghilangkan virusnya, tetapi harus tetap mempertimbang aspek ekonomi masyarakat agar tidak timbul masalah baru yaitu kemiskinan.
Strategi kanalisasi kelompok sasaran bisa dipertimbangkan yaitu dengan memformat dan menggarap masyarakat di tingkat RT, di bentuk team penangan dan pencegahan di lingkungan RT tersebut yang di pilih dan ditetapkan oleh warga nya, selanjut nya team yang terbentuk melakukan survey masyarakat setempat, sebagai dasar untuk penyusunan program dan kebutuhan dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19, termasuk aspek ekonomi jika ada masyarakat yang terdampak, kemudian menyusun solusi nya, baik dari swadaya maupun dari anggaran pemerintah.
Strategi kanalisasi penangan ini akan dapat menuntaskan dan memberikan solusi yang lebih permanen, pemerintah mendorong dan mendukung pengembangan lingkungan RT siaga Covid-19, semakin banyak lingkungan RT yang memiliki sistem dan strategi pencegahan penularan Covid-19 yang baik maka bangsa Indonesia semakin cepat terbebas dari pandemi ini.
Perlu juga disadarkan masyarakat bahwa pencegahan penularan Covid-19 ini tidak hanya melindungi negara dan bangsa, tetapi yang lebih penting untuk menyelamatkan nyawa mereka dari kematian karena tertular Covid-19. Jadi ingat 5M prokes adalah sebagai pelengkap aksi 3M. yaitu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi. Selain displin 5M, juga 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) upaya untuk semakin menekan penyebaran virus Covid-19. ***