Minimalisir Liburan Akhir Tahun, Menko PMK: 31 Jadi Pengganti Libur Lebaran

by
Diskusi Empat Pilar MPR RI dengan tema "Mengoptimalkan SDM di Tengah Pandemi Covid-19. (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Menteri Koordinator PMK, Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah sepakat meminimalisir liburan panjang akhir tahun 2020.

Dimana sebelumnya, libur akhir tahun selama 11 hari, dari tanggal 24 hingga 3 Januari 2021.

“Libur panjang yang semula rencana mulai dari tanggal 24 Desember sampai tanggal 3 Januari 2021, sesuai dengan arahan dari Presiden maka kemudian dikurangi,” kata Menteri Muhadjir kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (2/12/2020).

Muhadjir menjelaskan, pengurangan hari libur diakhir tahun tidak banyak, hanya tiga hari yakni tanggal 28, 29 dan 30 Desember. Sementara, sambung dia, tanggal 31 Desember yang jatuh pada hari Jumat, itu dijadikan sebagai pengganti cuti lebaran Idul Fitri 2020 yang sempat tertunda.

“Pengurangannya tidak banyak, karena memang tidak mungkin yang lain di kurangi. Karena itu hanya tiga hari saja, sehingga ada dua libur yang agak panjang tetapi sudah selai, jadi tiga masuk seperti biasa,” papar dia.

“Saya kira tangkapannya sudah bisa tau itu, tanggal 28, 29 dan 30 Desember itu masuk, kemudian tanggal 31 itu adalah pengganti cuti Idul Fitri, sisanya itu memang Karen hari Sabtu Minggu,” tambahnya.

Masih dikatakan dia, langkah pemerintah memangkas hari libur akhir tahun tidak lepas dari penyebaran Covid-19 di waktu libur panjang. Oleh karena itu, masyarakat yang hendak berlibur di akhir tahun untuk bijaksana dalam mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan yang berkaitan dengan pandemi Covid-19.

“Untuk mengurangi resiko kesehatan khususnya berkaitan dengan wabah Covid-19. Karena itu, pada kesempatan ini saya menghimbau kepada semua masyarakat yang akan memanfaatkan hari libur akhir tahun, supaya arif dan bijaksana terutama mempertimbangkan betul aspek kesehatan dan keselamatan, terutama yang berkaitan dengan wabah Covid-19,” harapnya.

Atas dasar itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyarankan agar masyarakat tidak berada di dalam satu ruangan tertutup dengan massa yang banyak, serta selalu mematuhi protokol kesehatan untuk keselamatan bersama.

“Karena itu kalau mau pergi ke tempat yang kira-kira aman, tetap patuhi protokol kesehatan dengan ketat, terutama menghindari kerumunan, yang tempatnya tertutup dalam waktu yang cukup lama dan tidak ada ventilasi, dimana udara ventilasi lemah, itu yang saya kira perlu dilakukan,” pungkasnya. (Jal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *